PONTIANAKINFO.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat kembali merilis peringatan dini cuaca tiga harian untuk wilayah Kalbar, berlaku mulai Jumat, 5 Desember hingga Minggu, 7 Desember 2025. Peringatan ini dikeluarkan Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio setelah terpantau adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah kabupaten dan kota.
Pada Jumat, 5 Desember 2025, wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat meliputi Kabupaten Bengkayang, Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Melawi, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sintang. Sementara itu, wilayah dengan status Siaga atau potensi hujan lebat hingga sangat lebat meliputi Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, dan Kabupaten Landak.
BACA JUGA:BMKG Kalbar Rilis Peringatan Dini Cuaca 5–7 Desember 2025
Memasuki Sabtu, 6 Desember 2025, potensi cuaca signifikan mulai meluas. BMKG mencatat wilayah berpotensi hujan sedang hingga lebat mencakup Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sintang. Meski demikian, tidak ada wilayah yang masuk kategori Siaga pada hari tersebut.
Pada Minggu, 7 Desember 2025, intensitas hujan kembali meningkat di sejumlah daerah. Potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Landak, Kabupaten Melawi, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sintang. Sementara wilayah yang masuk kategori Siaga adalah Kabupaten Sambas.
BACA JUGA:BMKG Kalbar Rilis Potensi Hujan Harian 5–11 Desember 2025
Dalam rilis tersebut, BMKG juga menyampaikan bahwa tidak ada wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang selama tiga hari periode peringatan dini, yaitu pada 5, 6, dan 7 Desember 2025.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan banjir atau longsor, agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Pemerintah daerah diminta menjaga kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan dampak hidrometeorologi.