- Jadwal bisa geser tanpa sanksi.
- Target harga prioritas utama.
Opsi Taktis Selain “Full Air”
- Sea Air (Hybrid): Laut ke hub cepat (mis. SG/CMB/DXB), lanjut udara ke tujuan akhir. Waktu lebih singkat dibanding full ocean, biaya lebih ramah dibanding full air.
- Split Shipment: 20–30% SKU kritikal via air, sisanya ocean.
- Upgrade Sementara: Dari economy air → express hanya untuk PO tertentu; atau dari layanan ocean biasa → priority sailing.
Kalkulator Cepat: Worth It Nggak Pindah ke Udara?
- Hitung biaya telat: (margin/hari × hari telat × unit terdampak).
- Bandingkan dengan selisih biaya ocean vs air untuk volume yang sama (atau porsi split).
- Tambahkan faktor peluang yang hilang: campaign, seasonal demand, penalti, reputasi.
Jika biaya telat > selisih biaya udara → switch/semi switch masuk akal.
Mini-FAQ
Q: Air freight selalu lebih mahal?
A: Per kg iya, tapi total biaya bisa “masuk akal” kalau menghitung kerugian telat, penalti, dan reputasi.
Q: Sea–air ribet?
A: Perlu koordinasi tambahan, tapi sering jadi titik tengah terbaik saat rute laut tak pasti.
Q: Bagaimana dengan bea cukai?
A: Dokumen rapi + HS code jelas. Untuk pengalaman penerima yang simpel, pertimbangkan skema All-In (DDP).
Red Sea bikin jadwal laut kurang stabil. Kalau deadline ketat, nilai tinggi, atau tracking mulai seret, switch/semi switch ke air freight layak dipertimbangkan. Yang penting, ambil keputusan berbasis data bukan sekadar feeling supaya pengiriman luar negeri kamu tetap on track. Ingin simulasi cepat ocean vs air untuk rute kamu? Lihat estimasinya dan minta rekomendasi pengiriman luar negeri yang paling realistis di airwayexpress.id