Ternyata, BRP benar-benar meninggalkan setelah diserang dengan tembakan meriam dari dua arah. Kapal lainnya mengalami kerusakan pada bekalnya dan sebagian besar peralatan elektroniknya tidak berfungsi. Kapal tetap dihadang oleh kapal Tiongkok yang berada sekitar 20 kilometer di belakang, sehingga kapalnya harus kembali untuk memberikan bantuan.
Para nelayan dari Natuna yang menghadapi nelayan asing adalah bahwa mereka merasa kehilangan alat tangkap mereka yang ditabrak oleh nelayan asing dengan cara yang sangat kasar.