Paradox Demokrasi Amerika Serikat, Saat Demo Mahasiswa Ditangkapi Negara Paling Demokrasi ?

Jumat 03-05-2024,08:48 WIB
Reporter : Djodhi Hensa Saujana, S. H

PONTIANAKINFO.DISWAY.COM - Demo besar-besaran masih terjadi di kampus-kampus  Amerika Serikat (AS). Rabu malam polisi bahkan menangkap paksa mahasiswa kampus elit Universitas Columbia (Columbia University) di New York.

 

BACA JUGA:Berkali-kali 7 Bocah Dipukuli Kayu & Diceburkan ke Kolam, GOR Mempawah !! Reskrim Polres Tangkap Para Pembully

Para staf pengajar mengatakan "ngeri" dengan penangkapan para mahasiswa. Sebelumnya para pelajar itu menduduki gedung akademik Hamilton Hall, guna menuntut divestasi Israel di kampus dan penghentian serangan di Gaza, Palestina.

Diceritakan bagaimana tepat setelah pukul 21.30 pada Selasa malam waktu setempat, bus NYPD terparkir di luar aula, dipenuhi mahasiswa yang ditangkap, yang diangkut keluar dari kampus. Petugas polisi kala itu membawa perlengkapan antihuru-hara lengkap, berdiri dalam formasi.

 

BACA JUGA:Indonesia Terpaksa Harus Menang di Laga Play-Off Usai di Kalahkan Iraq 2-1

"Mengerikan melihat Columbia mengundang polisi ke kampus kami untuk kedua kalinya bulan ini untuk menangkap mahasiswa kami," kata seorang dosen di fakultas hukum Columbia, menurut  The Guardian, dikutip Jumat (3/5/2024).

"Pemerintah mengatakan bahwa protes tersebut merupakan gangguan dan menimbulkan risiko keselamatan," tambahnya.

"Namun pemerintah sendirilah yang telah mengganggu kehidupan kampus dengan mengunci kami di luar kampus, merelokasi atau menunda ujian siswa, mendatangkan polisi untuk menangkap siswa, dan mengundang polisi untuk tetap berada di kampus. di kampus selama dua minggu ke depan hingga lulus," tambahnya.

Kemarahan kepada pemerintah juga muncul di luar Hamilton Hall Rabu. Kerumunan mahasiswa yang bertahan dengan demonstrasi meneriakkan kemarahannya.

 

BACA JUGA:Rizky Febian dan Mahalini Menyelenggarakan Pernikahan di Bali Pada Tanggal 5 Mei 2024, Mahalini login?

"Kita berada di sisi yang benar dalam sejarah,"  kata seorang sejarawan Palestina-Amerika dan profesor studi Arab modern di Columbia, Rashid Khalidi.

"Malu pada para pemimpin kita, malu pada administrator kita, karena mengizinkan polisi masuk ke kampus kita," ujarnya.

"AS adalah bagian dari perang ini (di Gaza), pajak kami, bom kami, F-15 dan helikopter Apache kami digunakan untuk membunuh warga Palestina."

Seorang profesor bahasa Inggris di Columbia, Jennifer Wenzel, juga menyebut bagaimana hatinya hancur saat melihat tank polisi datang dan menangkapi mahasiswa.

"Saya melihat tank polisi muncul di jalan, ada sesuatu di hati saya yang hancur," ujarnya.

"Saya berdiri dan menangis," katanya.

"Para pengurus telah melanggar perjanjian mereka dengan universitas dan saya tidak tahu perjanjian itu akan terulang kembali ...  Kita sudah mempunyai peraturan, institusi, dan prosedur .... mereka memilih untuk membuang semua itu."

Dalam sebuah konferensi pers Jaksa Manhattan mengatakan bahwa 280 penangkapan telah dilakukan di kampus Columbia dan Universitas New York (Cuny). Dicurigai ada "agitator luar".

Namun profesor dan stasiun radio kampus yang dikelola mahasiswa, WKCR, mengatakan hanya ada mahasiswa di dalam gedung Hamilton Hall. Mahasiswa fakultas dan non-residen telah dilarang memasuki kampus sejak Selasa ketika perkemahan protes Solidaritas Gaza yang telah didirikan di halaman utama Columbia selama hampir dua minggu digerebek oleh NYPD dan dibongkar.

"Kejadian tadi malam menuntut banyak hal dari Sekolah Jurnalisme Columbia," kata Dekan Jelani Cobb dalam sebuah email yang dikirim ke mahasiswa dan fakultas sekolah jurnalisme menanggapi peran WKCR.

"Namun kami melihat secara nyata bagaimana dedikasi wartawan terhadap kebenaran membantu kita semua memahami apa yang dipertaruhkan di masa krisis," tegasnya.

"Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada para dosen dan staf yang bekerja tanpa kenal lelah hingga larut malam untuk memastikan keselamatan siswa kami, dan kelanjutan akses mereka ke kampus," katanya lagi.

Ia mengatakan para mahasiswa jurnalisme Columbia kini menjadi bagian dari sejarah. Di mana mereka menceritakan kisah-kisah yang pantas didengar masyarakat global.

"Ketekunan Anda selama momen yang membingungkan dan menantang ini tidak dapat diremehkan. Anda menceritakan kisah-kisah yang pantas didengar oleh masyarakat global. Anda membantu sekolah ini mencapai misinya," tambahnya.

 

Kategori :