Gudang Misterius dan Truk Siluman Diduga Terlibat Penyelewengan BBM Subsidi di Kubu Raya

Kamis 18-09-2025,11:19 WIB
Reporter : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO.COM, KUBU RAYA - Drama klasik penyelewengan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi kembali terungkap secara terang-terangan di Kabupaten Kubu Raya. Kasus ini menyeret nama SPBU (6578302) Desa Kapur yang diduga hanya dijadikan “terminal transit” truk tangki solar subsidi sebelum diarahkan ke gudang-gudang gelap.

Dilansir dari Pontianak Metro Post, investigasi yang dilakukan oleh awak media pada Kamis, 11 September 2025 membuka tabir praktik kotor tersebut. Sebuah truk tangki merah putih bernopol KB 9949 SFU dengan kapasitas 16.000 liter solar subsidi terekam berada di area SPBU Desa Kapur hampir 40 menit tanpa aktivitas bongkar muat. Alih-alih menyalurkan BBM ke tangki SPBU, truk justru keluar dengan muatan penuh seperti tanpa beban.

Perjalanan mencurigakan itu berlanjut ketika truk melintas ke SPBU lain di kawasan samping Kodam Kubu Raya. Pola yang sama kembali terjadi: masuk, parkir sekitar setengah jam, lalu keluar dengan kondisi suspensi masih penuh. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar, untuk siapa sebenarnya solar subsidi tersebut dialirkan?.

BACA JUGA:SPBU Siluman di Sanggau Diduga Selewengkan Pertalite Subsidi ke Jeriken

Kecurigaan kian menguat saat truk menyeberangi Jembatan Kapuas II menuju wilayah Sungai Ambawang. Truk itu sempat singgah di sebuah gudang misterius dekat Bundaran Alianyang tanpa aktivitas resmi, sebelum akhirnya bergerak menuju kawasan Tugu Khatulistiwa.

Di lokasi itulah sandiwara gelap ini terkuak. Awak media mendapati sedikitnya tiga unit truk tangki lain yang berkumpul di sebuah lahan tertutup. Salah satu truk tampak menyalurkan solar melalui selang panjang ke truk bak terbuka yang ditutupi terpal. Diduga kuat, kendaraan tersebut adalah “truk siluman” yang sudah dimodifikasi dengan baby tank untuk menampung ribuan liter solar. Untuk mengelabui publik, beberapa truk berpura-pura sedang dicuci, sementara yang lain sibuk menguras isi tangki.

Situasi makin janggal ketika sejumlah orang terlihat berjaga di sekitar lokasi, mengisyaratkan bahwa praktik ini bukan sekadar ulah oknum individu, melainkan terstruktur dan sistematis. SPBU resmi pun diduga hanya dijadikan kedok, sekadar tempat singgah untuk mengelabui pengawasan publik.

BACA JUGA:SPBU di Ambawang Diduga Jual Solar di Atas HET, Warga Protes Keras

Fenomena ini menambah panjang daftar hitam penyalahgunaan distribusi energi bersubsidi di Kalimantan Barat. Publik wajar mempertanyakan peran Pertamina dan aparat penegak hukum yang seharusnya bertindak tegas. Solar subsidi, yang semestinya menjadi hak masyarakat kecil, justru diduga kuat disedot mafia terorganisir demi keuntungan pribadi.

Jika praktik busuk ini dibiarkan, rakyat akan terus menjadi korban, sementara negara merugi akibat kebocoran distribusi BBM. Ironisnya, masyarakat kecil tetap harus antre panjang di SPBU hanya demi mendapatkan beberapa liter solar.

Hingga berita ini diturunkan, tim media sendiri masih melakukan penulusuran terkait jalur distribusi truk tangki tersebut. Dugaan penyalahgunaan solar subsidi ini menambah catatan buruk pengelolaan energi bersubsidi di Kalimantan Barat, yang sebelumnya juga kerap diwarnai praktik penimbunan ilegal dan permainan kuota BBM.

Kategori :