PONTIANAKINFO.COM, PONTIANAK Ribuan massa menggelar aksi di depan kantor DPRD Kalimantan Barat sejak Jumat sore, 29 Agustus 2025 hingga malam, massa tetap bertahan meski polisi sudah memberikan peringatan untuk membubarkan diri.
Situasi semakin memanas ketika aparat memukul mundur massa dari depan kantor DPRD Kalbar hingga ke Bundaran Digulis Untan Pontianak. Massa kemudian meluapkan emosi dengan membakar pos polisi di kawasan Ayani Megamall.
Polisi menembakkan water cannon untuk membubarkan kerumunan, namun massa tetap bertahan. Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Suyono, sempat menemui perwakilan aksi.
BACA JUGA:Oknum Kepolisian Diduga Ancam Narasumber Demo Pontianak di Media Sosial
Dalam negosiasi, lima perwakilan mahasiswa bersama Kasdam dan Kapolresta meminta pembebasan rekan mereka yang ditangkap serta evakuasi terhadap peserta aksi yang terluka.
Di tengah ketegangan, tokoh masyarakat Kalimantan Barat, Syarif Machmud Alkadrie, turun langsung ke lokasi untuk meredam situasi. Kehadiran Syarif Machmud disambut teriakan massa, “Hidup Pak Machmud.”
Tidak hanya di lokasi, dukungan kepada Syarif Machmud juga ramai di media sosial. Banyak netizen menilai kehadirannya menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat.
“Dan beliau tidak pernah mau mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, tetapi selalu mengayomi dan mewakili rakyat Pontianak. Respect dan sehat selalu, ami,” tulis akun grdhn129.
Netizen lainnya juga menilai Syarif Machmud adalah tokoh masyarakat yang selalu berpihak pada rakyat.
BACA JUGA:Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pontianak Gelar Aksi di DPRD Kalbar, Bawa 5 Tuntutan Baru
“Toko masyarakat yang selalu pro kepada masyarakat kota Pontianak. Respect buat pangeran,” komentar akun syarif.salim.assegaf.
Banyak pula yang memberikan apresiasi atas langkah cepatnya turun langsung ke tengah massa.