BACA JUGA:Gelombang Aspirasi Mahasiswa dan Masyarakat Kalbar Gelar Aksi Lanjutan, DPRD Terbuka Diskusi
“Perpohonan hancur, jalan juga hancur sampai Ayani,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menuding adanya tindakan represif aparat yang dinilai berlebihan.
“Banyak dari pihak kepolisian yang anarkis, sangat-sangat banyak,” tegasnya.
BACA JUGA:Jalan Paris–Ayani dan Transmart–Digulis Ditutup, Warga Diminta Waspada
Dugaan Ancaman Narasumber
Pernyataan mahasiswi tersebut memicu beragam respons di media sosial. Sayangnya, beberapa komentar justru mengarah pada dugaan ancaman terhadap narasumber aksi.
Salah satu komentar netizen di Instagram menuliskan agar narasumber tersebut dicari oleh polisi.
"Kalo emang tak betol yang diomongkan perempuan tu, moge2 dicari die tu same polisi, nak sembunyi dimane tetap dapat lah kau," tulis salah satu netizen.
Lebih mengkhawatirkan, muncul pula komentar dari sebuah akun Instagram yang diduga merupakan oknum kepolisian.
BACA JUGA:Neneng: Aspirasi Mahasiswa Harus Didengar, DPRD Kalbar Siap Menyampaikan ke Pusat
"Laen dah nih pek, biarkan diee kite liat jak," tulisnya.
Komentar-komentar bernada ancaman ini tentunya akan menimbulkan sorotan publik, mengingat narasumber hanya menyampaikan kondisi lapangan saat bentrokan antara massa aksi dengan aparat kepolisian berlangsung.
Hingga berita ini diturunkan oleh Pontianak Disway, belum ada tanggapan dari pihak oknum yang bersangkutan, saat dilakukan konfirmasi belum juga mendapatkan jawaban.