Selain itu, sistem pelabelan disediakan untuk mendukung pemisahan karet yang telah terverifikasi dan yang belum, serta protokol pengadaan diterapkan guna mencegah kontaminasi terhadap pasokan yang telah diverifikasi.
“Data petani saja tidak cukup untuk memastikan kepatuhan. Jika mitra rantai pasok mencampurkan karet yang tidak terverifikasi ke dalam pasokan, maka seluruh produk beserta kredibilitas sistem ketertelusuran akan dipertanyakan,” ujar Olivier Barents, Senior Head of Marketing APAC di KOLTIVA. “Risikonya yaitu pengiriman yang tidak patuh bisa berujung pada sanksi mahal atau penolakan masuk pasar. Karena itu, kami memprioritaskan ketertelusuran tidak hanya di tingkat petani, tetapi juga di antara mitra rantai pasok melalui pelatihan dan alat ketertelusuran yang tepat. Satu pengiriman yang tidak terdokumentasi bisa menutup akses pasar. Tugas kami adalah membekali pemasok dengan sistem yang mampu mendeteksi dan mengatasi risiko ini sebelum berubah menjadi pelanggaran regulasi.”
Membangun Ketertelusuran di Lapangan
Sebuah inisiatif terbaru dari G T Rubber di wilayah selatan Thailand menjadi contoh konkret dalam membangun rantai pasok karet bebas deforestasi. Program ini disusun berdasarkan kerangka keterlibatan tiga tingkatan yang dimulai dari penyelarasan strategis di tingkat korporasi, dilanjutkan dengan pelatihan bagi mitra rantai pasok lokal, serta pendampingan berkelanjutan bagi petani kecil di wilayah sumber pasok utama. Pendekatan berlapis ini memperkuat integritas data dan meningkatkan ketertelusuran pada titik-titik agregasi kritis yang kerap menjadi mata rantai paling lemah dalam transparansi rantai pasok.
Yang membedakan model ini adalah integrasi berbagai sistem deteksi risiko. Citra satelit, catatan penggunaan lahan nasional, dan platform peringatan dini deforestasi digabungkan untuk membentuk profil geospasial dinamis dari wilayah sumber pasok. Profil ini memungkinkan penilaian risiko yang lebih akurat dan intervensi yang lebih proaktif.
G T Rubber berencana memperluas inisiatif ketertelusuran ini ke lebih banyak provinsi pada tahun 2025, dengan target menjangkau setidaknya 10.000 petani kecil hingga 2027 serta meningkatkan porsi karet yang telah diverifikasi dalam total produksinya. Perusahaan juga terus bekerja sama dengan Koltiva untuk memperkuat kerangka ketertelusuran, memanfaatkan fitur digital terbaru dan analisis data untuk mengidentifikasi celah dalam sumber pasok dan memantau kinerja lapangan secara lebih efektif.
“Kami ingin meningkatkan daya saing untuk jangka panjang,” ujar Tanaphon Tanunpatcharapol, Managing Director di G T Rubber Company Limited. “Pembeli sekarang tidak hanya menuntut kualitas namun juga menuntut bukti bahwa bahan baku dapat ditelusuri dan bebas dari deforestasi. Itulah arah masa depan perdagangan global.”