Setelah tren lari, yoga, hingga tenis, kini giliran padel yang mencuri perhatian masyarakat urban, terutama Gen Z dan kalangan selebriti. Di Jakarta, lapangan padel hampir selalu penuh. Setiap malam rasanya ada saja yang update sedang main padel di media sosial.
Olahraga ini menggabungkan unsur tenis dan squash, dianggap lebih mudah dimainkan oleh pemula, dan punya sisi sosial yang lebih kuat. Tak heran kalau banyak orang menjadikan padel bukan hanya olahraga, tapi juga bagian dari gaya hidup, bahkan simbol status.
Tapi seperti halnya hobi premium lain, padel datang bersama tagihan-tagihan kecil yang diam-diam bikin kantong bolong.
Pengeluaran untuk Hobi Padel
Bermain padel memang menyenangkan karena bisa menjaga kebugaran, memperluas pergaulan, hingga jadi ajang konten seru di media sosial. Tapi di balik itu semua, ada sederet pengeluaran yang perlu kamu siapkan, terutama kalau sudah mulai rutin main atau ingin lebih serius di dunia padel.
Berikut rincian pengeluaran yang perlu kamu pertimbangkan:
1. Sewa lapangan
Ini adalah biaya paling dasar. Di kota besar seperti Jakarta, harga sewa lapangan padel bisa cukup tinggi, apalagi di jam prime time di sore hingga malam dan venue premium.
Selain itu sejak 2025, sewa lapangan juga dikenai pajak hiburan 10%, yang bisa menyebabkan harga semakin naik ke depannya. Jika kamu rutin bermain, biaya ini bisa jadi pengeluaran mingguan yang lumayan besar.
2. Perlengkapan pribadi
Untuk tampil maksimal dan nyaman saat bermain, kamu akan membutuhkan perlengkapan lengkap seperti:
1. Raket padel
2. Sepatu padel khusus yang dirancang untuk stabilitas dan grip di lapangan sintetis,
3. Bola padel, pakaian olahraga, tas perlengkapan, hingga pelindung tangan atau lutut.
Kebanyakan pemain pemula mungkin mulai dari perlengkapan standar, tapi lama-lama pasti tergoda upgrade ke produk premium, apalagi jika sudah ikut komunitas aktif.
3. Kelas privat atau pelatih