Proposal Bantuan Tak Kunjung Direspons, SDN 25 Bonti di Sanggau Krisis Fasilitas

--
PONTIANAKINFO.COM,Sanggau – Sebuah unggahan viral dari akun media sosial lokal “Sanggau Informasi” mengungkap kondisi memprihatinkan di SDN 25 Bonti, Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau. Dalam unggahan tersebut, guru dan orang tua murid terlihat bergotong royong membuat meja dan kursi secara swadaya karena fasilitas sekolah yang sudah sangat tidak layak digunakan.
Melalui DM instagram yang diterima oleh admin akun, seorang perwakilan sekolah menyampaikan keluhan bahwa kondisi ruang kelas, lantai, hingga ruang guru di sekolah tersebut mengalami kerusakan parah. Fasilitas seperti meja dan kursi pun banyak yang patah dan tak bisa digunakan.
"Min, ini kami dari SDN 25 Bonti lagi kerja bakti sama orang tua murid bikin meja/kursi karena sekolah kami ini bisa dibilang sudah tidak layak, min. Ngajukan proposal udah sering, tapi tidak ada jawaban dari orang atas,” tulisnya.
Ia menambahkan bahwa inisiatif ini murni datang dari para guru dan wali murid agar proses belajar-mengajar tetap bisa berjalan dengan baik meski dalam keterbatasan. Sayangnya, upaya mereka selama ini untuk mendapatkan bantuan resmi dari pemerintah belum membuahkan hasil.
Unggahan tersebut segera menarik perhatian warganet. Salah satu komentar paling disorot datang dari akun TikTok @broronmd yang menulis,
“Halo netijen, ayo kita ramikan sampai Pemkab Sanggau, Kal-Bar lihat ini.”
Komentar itu mendapat respons antusias dari akun @sanggau_informasi yang turut mendukung gerakan penyebaran informasi ini demi mengetuk perhatian pihak terkait.
BACA JUGA:Tambang Emas Ilegal di Sanggau Masih Beroperasi, Diduga Dibekingi Oknum APH dan Pensiunan TNI
Fasilitas Dasar Tak Layak
Dalam gambar yang disertakan, terlihat kondisi lantai sekolah yang retak dan lembab, plafon bangunan yang memprihatinkan, serta meja dan kursi yang sudah rusak parah. Tak hanya di ruang belajar, ruang guru pun mengalami kondisi serupa.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan mengenai alokasi anggaran pendidikan dan efektivitas bantuan infrastruktur sekolah di daerah pelosok Kalimantan Barat. Sejumlah warganet juga mengangkat kemungkinan penggunaan Dana Desa untuk membantu pembenahan sekolah, mengingat keberadaannya yang berada di wilayah desa.
Seorang warganet menulis,
"Biasanya ada bantuan dari Dana Desa yang bisa dipakai untuk membeli prasarana sekolah. Kalau tidak ada pembangunan mendesak seperti jembatan, dana bisa dialihkan ke sekolah-sekolah seperti ini.”
Sumber: