IEP bukan sekadar ajang pamer hewan unik. Ada misi edukasi yang kuat di balik setiap pertemuan dengan masyarakat. Zulfani dan rekan-rekannya ingin menanamkan kesadaran bahwa hewan-hewan eksotis pun bisa hidup berdampingan dengan manusia.
“Banyak orang langsung berpikir hewan-hewan ini berbahaya. Padahal, kalau dipelajari dan dipahami, mereka bisa jadi sahabat juga,” jelas Zulfani.
“Mereka juga ciptaan Tuhan, bukan untuk dibunuh hanya karena bentuknya menakutkan,” sambungnya.
BACA JUGA:CFD Di Kota Pontianak Diselimuti Kabut Asap, Masyarakat Olahraga Tanpa Masker
Anak-anak adalah penonton favorit bagi komunitas ini. Mereka datang dengan mata membulat, kadang menjerit kecil, kadang penuh tanya. Untuk itu, IEP juga rutin hadir ke sekolah-sekolah dalam program bertajuk IEP Goes to School. Mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar, program ini dirancang agar anak-anak bisa belajar langsung dari interaksi nyata, bukan hanya lewat buku atau tayangan YouTube.
“Dengan kehadiran kami, mereka bisa melihat langsung, bahkan menyentuh hewan-hewan yang biasanya hanya mereka lihat dari layar,” katanya.
Bagi sebagian orang, mungkin hewan-hewan eksotis ini hanyalah hiburan sesaat. Tapi bagi komunitas IEP, setiap pertemuan adalah peluang untuk membuka pikiran, menanamkan empati, dan menunjukkan bahwa dunia ini juga milik mereka—makhluk hidup yang berbeda, tapi sama-sama ingin dihargai.