Dari Banjar Lama ke Rajapolah: PAFI Perkuat Farmasi Desa

Minggu 08-06-2025,21:50 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Tim Redaksi

PONTIANAKINFO.COM - Kabupaten Banjar, yang meliputi wilayah Banjar Lama, menghadapi tantangan mendasar terkait distribusi obat, pelatihan teknis farmasi, dan pemenuhan standar layanan klinik. Kondisi ini diperburuk oleh jumlah tenaga apoteker yang masih terbatas serta akses ke fasilitas kesehatan terutama di daerah pedesaan.

PAFI Banjar Lama hadir sebagai solusi profesional. Mereka membentuk struktur organisasi lokal, membuka saluran komunikasi “halo PAFI”, dan menyelenggarakan workshop kompetensi teknis secara rutin. Para apoteker lokal juga dibina untuk berintegrasi dengan puskesmas dan rumah sakit, memperkuat peran apoteker klinik, dan mendukung pengawasan distribusi obat. Inisiatif ini membantu menurunkan risiko salah terapi dan meningkatkan kepercayaan pasien.

Masalah yang Diselesaikan PAFI Banjar Lama:

  1. menekan kesenjangan distribusi obat di desa-desa terpencil.
  2. meningkatkan kompetensi tenaga farmasi melalui pelatihan teknis.
  3. membantu integrasi pelaporan obat dan perizinan regulasi seperti STR‑TTK dan SIP/SIK.
  4. memperkuat pengawasan mutu layanan kefarmasian di fasilitas publik.

Kedua cabang ini mewakili semangat PAFI sebagai penyelesai masalah kesehatan lokal: dari distribusi hingga pelatihan, dari regulasi hingga digitalisasi, di berbagai wilayah di Indonesia. Kunjungi lebih lengkapnya untuk lebih lanjut di pafirajapolah.org dan pafibanjarlama.org

BACA JUGA:Dari Banjar Lama ke Rajapolah: PAFI Perkuat Farmasi Desa

PAFI Rajapolah, sebagaimana dikutip dari Parahyangan Post, berperan sebagai penggerak peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di tasikmalaya dan sekitarnya. Sebagai daerah yang memiliki apotek dan klinik cukup banyak, terutama setelah pandemi, Rajapolah butuh penguatan administratif dan digitalisasi layanan kefarmasian.

Organisasi ini memfasilitasi pelatihan para apoteker lokal untuk mempelajari regulasi baru (seperti PMK 14/2021 dan STR‑TTK berbasis elektronik), sekaligus mendorong penerapan standar nasional di fasilitas kesehatan. PAFI Rajapolah juga menginisiasi sistem informasi anggota digital, agar data farmasi wilayah tersebut terpusat dan mudah diakses oleh pemerintah daerah.

Masalah yang Diselesaikan PAFI Rajapolah:

  1. memperkuat kompetensi teknis apoteker di sektor jasa farmasi.
  2. memfasilitasi sosialisasi regulasi dan digitalisasi layanan apotek.
  3. meningkatkan jaringan koordinasi antara apotek, klinik, dan puskesmas.
  4. memperbaiki akses laporan dan integrasi data anggota lokal.

Di Banjar Lama, PAFI hadir sebagai pengait antara tenaga farmasi dan fasilitas kesehatan, mengurangi celah distribusi obat serta memperkuat kualitas layanan klinik. Sedangkan di Rajapolah, fokusnya pada peningkatan mutu regulasi dan digitalisasi layanan farmasi agar sejalan dengan standar nasional.

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait