PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Riyanto, seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), dikenal sebagai pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan jemaat Gereja Eben Haezer di Mojokerto. Peristiwa heroik ini terjadi pada malam 24 Desember 2000, saat ia gugur akibat ledakan bom yang ia coba amankan.
Banser, yang merupakan bagian dari Gerakan Pemuda Ansor, adalah organisasi yang berfokus pada perjuangan fisik dan perlindungan masyarakat, di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Sebelum peristiwa tragis tersebut, Riyanto sempat berpamitan dengan ibunya, Katinem, karena ingin menjaga keamanan gereja.
Pada malam tersebut, Riyanto yang sedang bertugas di gereja mendapat laporan dari jemaat tentang benda mencurigakan berupa tas plastik yang tergeletak di bawah telepon umum dekat gereja.
BACA JUGA:15 Ucapan Selamat Natal 2024 yang Penuh Makna dan Membuat Terkesan
Setelah memeriksa, Riyanto menyadari bahwa benda tersebut adalah bom. Dengan penuh keberanian, ia memutuskan untuk memeluk bom itu dan membawanya jauh dari gereja untuk menghindari korban jiwa.
Namun, saat ia berusaha menjauhkan bom dari keramaian, bom tersebut meledak dan mengakibatkan tubuh Riyanto terpental sejauh 30 meter. Meski tubuhnya hancur dan terluka parah, berkat pengorbanannya, tidak ada jemaat gereja yang menjadi korban. Sayangnya, Riyanto tidak dapat diselamatkan dan menghembuskan napas terakhirnya.
Aksi heroik Riyanto menjadikannya simbol toleransi dan kemanusiaan. Ia dikenang sebagai pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan orang lain, tanpa memandang perbedaan agama dan keyakinan.
BACA JUGA:Ini Dia Kata-Kata Ucapan yang Menyentuh Hati dan Penuh Kejutan menjelang Hari Ibu
Hingga kini, nama Riyanto tetap hidup dalam ingatan sebagai pahlawan kemanusiaan dan keberanian yang luar biasa dalam menjaga perdamaian di Indonesia.