Rentcar MaC
Mau iklan?

Debat Panas Rocky Gerung dan Selifester: Kutip Tolstoy dan Prinsip Pacta Sunt Servanda

Debat Panas Rocky Gerung dan Selifester: Kutip Tolstoy dan Prinsip Pacta Sunt Servanda

Momen debat panas antara Rocky Gerung dan Selifester yang tayang live di TV Nasional.-Riau Pos-

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Pengamat politik terkenal, Rocky Gerung,  terlibat dalam perdebatan sengit dengan Selifester, pendukung Presiden Jokowi dan Prabowo, pada Rabu (4/9/2024). Perdebatan ini muncul akibat klaim Rocky bahwa Jokowi terlibat dalam "cawe-cawe" (campur tangan) dalam Pilpres dan Pilkada.

Rocky mengutip asas hukum Latin Pacta Sunt Servanda, yang berarti "perjanjian harus dihormati". Namun, Selifester menuding Rocky tidak bisa membuktikan klaimnya dan justru menyerang pribadi Rocky dengan menyebutnya "pecundang" serta "bujang lapuk".

Perdebatan ini menjadi viral di platform X (dulu Twitter), dengan banyak netizen yang mendukung Rocky. Mereka menilai bahwa Selifester lebih banyak menyerang pribadi ketimbang memberikan argumen logis.

Dalam debat tersebut, Rocky Gerung juga menyebut nama penulis besar Rusia, Leo Tolstoy, yang memperkaya diskusi di media sosial. Sebutan ini menambah dimensi intelektual dalam perdebatan, menarik perhatian publik yang penasaran mengapa nama Tolstoy muncul di tengah perbincangan politik Indonesia.

 
 

BACA JUGA: Momen Paus Fransiskus Disambut Hangat di Bandara Soekarno-Hatta

Siapa Leo Tolstoy?

Leo Tolstoy adalah salah satu novelis terbesar dalam sejarah sastra dunia, lahir pada 9 September 1828. Karyanya, seperti War and Peace dan Anna Karenina, menggambarkan kehidupan manusia dengan nuansa mendalam terkait moralitas, agama, dan kehidupan sosial. Tolstoy tak hanya berpengaruh di Rusia, tetapi juga dalam pemikiran modern di seluruh dunia.

Mengapa Tolstoy Menjadi Trending Setelah Disebut Rocky Gerung?

Setelah Rocky menyebut nama Tolstoy, banyak warganet mulai mencari tahu lebih jauh tentang penulis besar ini. Pemikirannya tentang etika, moralitas, dan kekuasaan dirasa relevan dengan perdebatan mengenai "cawe-cawe" dalam politik. Dengan menyebut Tolstoy, Rocky Gerung tampak ingin mengangkat perdebatan politik ke level yang lebih tinggi, mengaitkannya dengan prinsip moral yang dijunjung oleh penulis tersebut.

 
 

BACA JUGA: Ingin Sebersinar Seperti Maudy Ayunda, Yuk Lakukan 5 Tips Belajar Ala Maudy!

Karya-Karya Terkenal Leo Tolstoy:

  1. War and Peace – Novel epik tentang kehidupan bangsawan Rusia selama invasi Napoleon.
  2. Anna Karenina – Menggambarkan kompleksitas cinta dan moralitas dalam kehidupan aristokrat Rusia.
  3. The Death of Ivan Ilyich – Menggali tema kematian dan makna kehidupan.
  4. Resurrection – Menyentuh masalah keadilan sosial dan pengampunan.

BACA JUGA: Penting, Ini Cara Memakai Pembalut agar Tidak Bocor!

Pemikiran Tolstoy yang Berpengaruh:

  • Pasifisme: Tolstoy menolak segala bentuk kekerasan, yang kemudian mempengaruhi tokoh seperti Mahatma Gandhi.
  • Kritik Kekuasaan: Dia sering mengkritik institusi pemerintah dan agama karena dianggap sering disalahgunakan.
  • Tolstoyanisme: Mendorong hidup sederhana dan tanpa kekerasan, dekat dengan alam, untuk mencapai kedamaian batin.
  • Pemahaman tentang Kematian: Tolstoy kerap mengajarkan bahwa manusia harus memaknai kematian dengan bijak, seperti dalam The Death of Ivan Ilyich.

Relevansi Kutipan Tolstoy dalam Perdebatan

Dengan mengutip Tolstoy, Rocky Gerung mungkin ingin menegaskan pentingnya moralitas dalam politik, terutama terkait dugaan cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres. Seperti yang Tolstoy gambarkan, penyalahgunaan kekuasaan dapat merusak nilai-nilai etika yang harus dijunjung tinggi oleh para pemimpin. Ini adalah pesan penting yang ingin disampaikan Rocky: bahwa politik harus berdasar pada moralitas dan keadilan, bukan pada kepentingan pribadi atau golongan.

Sumber: