Ketegangan Memuncak, Kim Jong Un Bicara Tegas Jika Korea Selatan Sedikit Saja Melewati Batas Negara
Ancaman Kim Jong Un untuk Korea Selatan-Disway.id-https://disway.id/read/755852/kim-jong-un-ungkap-korea-selatan-musuh-utamanya-lewati-perbatasan-sedikit-saja-berarti-perang/15
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Dalam suasana yang semakin panas, hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan kembali menjadi sorotan setelah Kim Jong Un memberikan pidato tajamnya di sidang Majelis Rakyat Tertinggi atau Supreme People’s Assembly (SPA).
Dalam sidang SPA tersebut, Kim Jong Un menyampaikan bahwa Korea Selatan dianggap sebagai musuh utama dan menegaskan bahwa melintasi perbatasan hanya sedikit saja dapat diartikan sebagai tindakan perang. Pimpinan tertinggi Korea Utara ini juga memberikan perintah untuk menghancurkan jalur kereta api dan monumen yang menghubungkan kedua Korea, sekaligus memberi peringatan akan risiko perang dengan Korea Selatan.
Kim Jong Un tidak berhenti di situ, melainkan juga memerintahkan penutupan segala kemungkinan untuk pembicaraan perdamaian dan kerjasama dalam bentuk apapun. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa jika Korea Selatan melakukan invasi di darat, udara, atau perairan teritorial mereka, meskipun hanya sejauh 0,001 mm, hal itu akan dianggap sebagai provokasi perang.
Dalam konteks konstitusional, Kim Jong Un menekankan bahwa Konstitusi Republik Korea harus diamandemen untuk secara spesifik menentukan di mana Korea Utara dapat menjalankan kedaulatannya. Pimpinan Korea Utara ini menginginkan dokumen tersebut mencerminkan rencananya untuk sepenuhnya menduduki, menundukkan, dan memulihkan wilayah Korea Selatan menjadi bagian dari Korea Utara.
Kim Jong Un juga menekankan perlunya memproduksi lebih banyak senjata nuklir sebagai persiapan, sambil menegaskan bahwa Korea Utara tidak akan memulai perang secara sepihak tanpa alasan yang jelas.
Pernyataan Kim Jong Un ini dianggap sebagai langkah yang paling inovatif sejak dirinya berkuasa, menurut Hong Min, seorang peneliti senior di Institut Korea. Sang-sin Lee, seorang ilmuwan politik di KINU, menambahkan bahwa kondisi garis perbatasan selatan menjadi semakin memprihatinkan, menunjukkan kecenderungan memperlakukan masalah NLL sebagai sengketa wilayah di masa depan.
Meskipun menunjukkan keinginan untuk perang, Kim Jong Un dalam pidatonya juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak ingin menjadi pemicu konflik. Namun, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memberikan kritik atas pernyataan tersebut, menyebut langkah Korea Utara sebagai upaya menunjukkan sikap anti-nasional dan ahistoris.
Sejauh ini, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat telah meningkatkan latihan militer gabungan sebagai respons terhadap uji coba senjata Korea Utara yang dianggap sebagai latihan invasi di masa depan. Mantan pejabat Departemen Luar Negeri, Robert Carlin, dan ilmuwan nuklir, Siegfried Hecker, meyakini bahwa Korea Utara benar-benar mengincar perang, bukan sekadar gertakan, seperti yang terlihat dalam media Korea Utara sejak awal tahun lalu.***
Sumber: Disway.id