Fakta Baru Insiden Jatuhnya Jeju Air, Polisi Korea Selatan Gerebek Bandara Muan dan Maskapai
Pesawat Jeju Air saat jatuh di Korea Selatan, Minggu 29 Desember 2024 pagi-bernamaofficial-Instagram
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Polisi Korea Selatan menggerebek Bandara Muan dan kantor pusat Jeju Air di Seoul pada Kamis, 2 Januari 2025 terkait penyelidikan kecelakaan pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air yang menewaskan 179 orang. Operasi ini juga mencakup kantor penerbangan regional lainnya.
"Sehubungan dengan kecelakaan pesawat yang terjadi pada 29 Desember, operasi pencarian dan penyitaan dimulai pukul 9 pagi di tiga lokasi," kata polisi dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Kecelakaan tersebut menjadi insiden penerbangan paling tragis di Korea Selatan dalam dua dekade terakhir. Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 membawa 181 penumpang dari Thailand ke Korea Selatan. Pesawat itu mengeluarkan panggilan darurat sebelum melakukan pendaratan darurat yang berakhir tragis. Pesawat menabrak pembatas di ujung landasan pacu dan terbakar, menewaskan semua penumpang kecuali dua pramugari yang duduk di bagian belakang.
Polisi menegaskan akan menyelidiki penyebab kecelakaan dan menentukan tanggung jawab secara ketat.
BACA JUGA:CEO Evista Erlang Hadiwiguna Ucapkan Duka Cita atas Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan
"Kami berencana segera mengungkap fakta dan menindak sesuai hukum," tambah aparat.
Sementara itu, pemerintah Korea Selatan telah memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan Jeju Air. Roda pendaratan yang diduga tidak berfungsi saat insiden terjadi menjadi fokus utama penyelidikan.
"Tindakan segera harus diambil jika ditemukan masalah pada model pesawat ini," ujar Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok.
Ia juga meminta pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pelatihan, dan prosedur keselamatan oleh maskapai lain yang mengoperasikan model serupa.
BACA JUGA:Diduga Tabrakan Burung dan Cuaca Ekstrim, Kecelakaan Tragis Pesawat Jeju Air Memakan 179 Korban
Pihak berwenang telah mengekstraksi data dari perekam suara kokpit, tetapi perekam data penerbangan mengalami kerusakan parah dan akan dikirim ke Amerika Serikat untuk analisis lebih lanjut.
Awalnya, tabrakan dengan burung diduga menjadi penyebab kecelakaan. Namun, penyelidikan kini juga mencakup peran penghalang beton di ujung landasan pacu. Video insiden menunjukkan pesawat menghantam penghalang tersebut sebelum terbakar.
Di lokasi kecelakaan di Bandara Muan, suasana haru menyelimuti area memorial sementara. Kerabat korban dan warga setempat meletakkan bunga, makanan, dan pesan duka. Salah satu pesan berbunyi, "Sayang, aku sangat merindukanmu."
Penyelidikan secara mendalam tentunya diharapkan dapat memberikan kejelasan dan mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
Sumber: