Rentcar MaC
Mau iklan?

Kolaborasi antara Subaru dan Toyota dalam Pengembangan Mobil Listrik

Kolaborasi antara Subaru dan Toyota dalam Pengembangan Mobil Listrik

Subaru Solterra/(instagram/@redline_reviews)--

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Kolaborasi antara Subaru dan Toyota dalam pengembangan kendaraan listrik bukanlah sesuatu yang baru.

Kedua perusahaan otomotif ini telah menjalin kerja sama selama bertahun-tahun, menghasilkan berbagai produk bersama yang telah sukses di pasaran.

Salah satu contoh terkini adalah Subaru Solterra, yang merupakan saudara kembar dari Toyota bZ4X.

Kini, Subaru kembali mengumumkan rencana untuk meluncurkan tiga model crossover listrik baru dalam dua tahun mendatang, hingga tahun 2026.

BACA JUGA:Menyambut Penyegaran: Impresi Awal Bertemu dengan Vespa Primavera Model Tahun 2024

Subaru dikenal sangat berhati-hati dalam mengambil langkah besar, terutama dalam hal pengembangan kendaraan listrik.

Hal ini disebabkan oleh fluktuasi permintaan yang sering terjadi di pasar.

Sejak September 2023, Toyota memegang 20,42 persen saham di Subaru, membuat kolaborasi ini semakin logis dan strategis.

CEO Subaru, Atsushi Osaki, menyatakan bahwa perusahaan menghadapi tantangan besar dalam memprediksi masa depan kendaraan listrik.

BACA JUGA:Mengungkap Kehebatan Hyundai Ioniq 5 N: Lebih dari Sekadar Mobil Listrik Biasa

Meski demikian, Subaru berhasil meningkatkan laba operasionalnya sebesar 75 persen pada tahun fiskal ini.

Namun, dari total 852 ribu kendaraan yang terjual secara global pada tahun 2023, hanya 1,6 persen yang merupakan kendaraan listrik murni.

Ini menunjukkan bahwa permintaan mobil listrik masih cukup rendah, terutama di pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat.

Subaru Solterra adalah contoh nyata dari keberhasilan kolaborasi antara Subaru dan Toyota.

BACA JUGA:IM L6: Sedan Listrik Revolusioner dengan Baterai Semi Solid State

Tahun ini, Subaru berhasil menjual 14 ribu unit Solterra, dengan 8.872 unit di antaranya terjual di Amerika Serikat.

Meski penjualan ini masih tergolong kecil dibandingkan dengan total penjualan Subaru secara global, Solterra menjadi fondasi penting bagi Subaru dalam mengembangkan kendaraan listrik.

Osaki menyatakan bahwa Subaru menargetkan 50 persen dari penjualan mereka akan berasal dari kendaraan elektrifikasi pada tahun 2030.

BACA JUGA:Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 dan 6 Mewarnai World Water Forum 2024 di Bali

Ini mencakup kombinasi kendaraan listrik dan hibrida.

Target ini meningkat dari yang sebelumnya sebesar 40 persen, menunjukkan komitmen Subaru dalam merespons perubahan pasar dan permintaan konsumen terhadap kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Dalam kolaborasi terbaru ini, Subaru berencana membangun tiga model mobil listrik baru di pabrik Yajima, Jepang.

Pabrik ini tidak hanya akan memproduksi mobil untuk Subaru, tetapi juga untuk Toyota. Produksi dijadwalkan dimulai pada tahun 2025 dengan kapasitas sekitar 200 ribu unit per tahun.

Subaru juga berencana menambah jalur produksi khusus untuk mobil listrik pada tahun 2027, yang akan meningkatkan kapasitas produksi sebanyak 200 ribu unit lagi.

BACA JUGA:Kelakuan Bocil! Tarik Gas Motor Hingga Tertabrak Kompor Pedagang dan Tersiram Minyak Panas

Langkah ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi bagi Subaru dalam mengurangi risiko finansial dan teknologi.

Dengan berbagi sumber daya dan teknologi dengan Toyota, Subaru bisa lebih fokus pada pengembangan produk berkualitas tanpa harus mengeluarkan investasi besar sendiri.

Di sisi lain, Toyota juga berencana merakit SUV listrik tiga baris baru di pabriknya di Kentucky, Amerika Serikat.

Langkah ini akan sangat menguntungkan Subaru, karena mereka bisa memanfaatkan insentif pajak kendaraan listrik yang ditawarkan oleh pemerintah Amerika Serikat jika mobil tersebut dirakit di sana.

Ini adalah strategi yang cerdas untuk meningkatkan daya saing produk mereka di pasar Amerika.

Selain fokus pada kendaraan listrik, Subaru juga berencana meningkatkan produksi model Forester dan memperkenalkan varian hybrid.

Menurut Osaki, meskipun fokus utama perusahaan adalah pada segmen kendaraan listrik, mereka masih melihat pentingnya menjual produk dengan mesin bensin secara paralel.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan berbagai segmen konsumen yang berbeda.

BACA JUGA:Bebby Nailufa Hadiri Acara Diskusi Politik di Bar For Everyone, Bahas Pilwako dan Masa Depan Pontianak

Kesimpulannya, kolaborasi antara Subaru dan Toyota dalam pengembangan kendaraan listrik menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dalam industri otomotif saat ini.

Dengan berbagi risiko dan sumber daya, kedua perusahaan ini dapat menghadirkan produk-produk inovatif yang memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Subaru tidak ingin gegabah dalam mengembangkan kendaraan listrik, dan dengan kembali menggandeng Toyota, mereka berharap bisa menghadirkan solusi mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di masa depan.

Update terus berita terbaru Pontianak Info Disway melalui SALURAN WHATSAPP

Sumber: