Rentcar MaC
Mau iklan?

Pontianak Berpotensi Alami Bencana Alam: Pentingnya Kewaspadaan dan Persiapan

Pontianak Berpotensi Alami Bencana Alam: Pentingnya Kewaspadaan dan Persiapan

Warga menyusuri banjir yang menggenang di pemukiman warga setempat.--

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Potensi bencana alam di Pontianak, Kalimantan Barat, semakin meningkat seiring dengan perubahan cuaca ekstrem dan perubahan iklim global. Berbagai faktor telah menyebabkan wilayah ini lebih rentan terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan. 

Pontianak dan sekitarnya menghadapi potensi bencana alam yang semakin tinggi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pontianak, curah hujan yang ekstrem dan perubahan iklim yang tidak terduga menjadi penyebab utama meningkatnya risiko bencana. Pada beberapa bulan terakhir, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan banjir di beberapa wilayah kota, sementara perubahan cuaca ekstrem meningkatkan risiko tanah longsor di daerah perbukitan dan kebakaran hutan di daerah yang kering.

BACA JUGA:Gempa Magnitudo 5.3 Guncang Malang, Tidak Berpotensi Tsunami

Seluruh penduduk Pontianak dan daerah sekitarnya berpotensi terkena dampak bencana ini. Wilayah yang paling rentan adalah daerah rendah yang sering tergenang air, daerah perbukitan yang rawan longsor, serta area hutan dan perkebunan yang mudah terbakar. Selain itu, infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya juga berisiko mengalami kerusakan akibat bencana alam ini.


Banjir melanda Sulsel, Jumat kemarin --

Potensi bencana alam ini bisa terjadi kapan saja, terutama saat musim penghujan yang biasanya berlangsung antara November hingga April. Namun, dengan adanya perubahan iklim, pola cuaca menjadi semakin sulit diprediksi, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan sepanjang tahun.

Pontianak dan daerah sekitarnya adalah wilayah yang paling berisiko. Banjir sering terjadi di daerah-daerah seperti Kecamatan Pontianak Timur dan Pontianak Utara, sementara tanah longsor berpotensi terjadi di kawasan perbukitan di sekitar kota. Kebakaran hutan lebih sering terjadi di daerah pedesaan dan perkebunan di luar kota, terutama di musim kemarau.

BACA JUGA:BAZNAS Serukan Penggalangan Dana, Penyintas Banjir Bandang Sumbar Kelaparan

Perubahan iklim global menjadi penyebab utama peningkatan risiko bencana alam ini. Peningkatan suhu global menyebabkan perubahan pola cuaca yang tidak terduga, termasuk curah hujan yang ekstrem. Selain itu, deforestasi dan pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan juga berkontribusi terhadap kerentanan terhadap bencana alam. Penebangan hutan yang tidak terkendali menyebabkan hilangnya vegetasi yang berfungsi sebagai penahan air, sehingga meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor.

Untuk mengurangi dampak potensial bencana alam, pemerintah daerah Pontianak telah mengambil beberapa langkah proaktif. Kepala BPBD Pontianak, Andi Faisal, menyatakan bahwa pihaknya telah meningkatkan upaya mitigasi bencana dengan mengadakan pelatihan kesiapsiagaan bagi masyarakat, membangun dan memperbaiki infrastruktur penanggulangan bencana, serta melakukan kampanye kesadaran lingkungan.

BACA JUGA:Penganiayaan pada Penyintas Masih Terus Menggema, Korban Masih Menunggu Keadilan Tragedi Mei 1998

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti informasi cuaca dari BMKG. Penting bagi setiap warga untuk mengetahui langkah-langkah evakuasi dan memiliki rencana darurat keluarga,” Ujar BMKG Official di X.

Selain itu, kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi bencana. Masyarakat diharapkan aktif dalam menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir.

BACA JUGA:Anak Dibawah Umur di Pontianak Digagahi Bergilir Secara Paksa, Hukuman Mati?

Sumber: disway kalbar