Pengeroyokan Mahasiswa Unpam yang Menggelar Doa Bersama, 4 Pemuda Lokal Sudah Dijadikan Tersangka
--
Neldys mengakui bahwa dia tidak memahami alasan di balik intimidasi dan serangan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa hanya sekitar tiga orang penduduk yang mendukung mereka, termasuk ayah pemilik rumah kos dan anaknya, dan seorang penduduk yang tidak dikenal oleh mereka.
Sambil R dan A mengakui, mereka tidak mau berbicara terlalu banyak tentang kasus ini. Bagi mereka, peristiwa ini sudah berlalu dan mereka tidak ingin memperpanjang perdebatan dengan masyarakat sekitar.
E, seorang siswi Unpam yang juga terkena dampak kejadian tersebut, mengatakan bahwa dia merasa ketakutan untuk pulang ke kosnya. E menyatakan kekhawatiran bahwa menetapkan seseorang sebagai tersangka di lingkungan mereka dapat menyebabkan dendam terhadap komunitas tersebut.
Jika bersama tetangga sendiri, kita pasti akan disindir. Mereka merasa marah kepada kita dan juga anak-anak Timur," kata E, yang mengaku berencana untuk pindah ke tempat tinggal baru.
Seorang korban dari serangan tersebut adalah Farhan Rizky Rhomadon, seorang mahasiswa program studi Teknik Informatika di Universitas Pamulang. Ketika Farhan sedang berkunjung ke rumah temannya yang juga tinggal di sekitar kos para mahasiswa Katolik, ia menjadi korban penyerangan dengan senjata tajam ketika mencoba untuk menghentikan pertengkaran antara beberapa orang dengan para penghuni kos yang sedang berdoa Rosario.
Saya meninggalkan asrama untuk sekadar berjalan-jalan [di tengah kegaduhan di luar], tiba-tiba terjadi serangan bersama. Farhan mengatakan bahwa dia hanya memisahkan orang-orang tetapi tidak mengenal siapa pun.
Farhan mengatakan bahwa dia merasa sangat sedih melihat salah satu korban diserang secara brutal di hadapannya. Farhan mengatakan bahwa dia datang untuk memeluk korban dan mengatakan selamat tinggal. Dia mengaku memiliki luka di kepala akibat terkena serangan senjata tajam.
Sumber: disway kalbar