Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

--
- Pengguna yang sudah tidak aktif — Awalnya tertarik, tapi kini tidak lagi membuka media sosial atau mungkin sudah pindah minat ke akun lain.
Mengapa Ini Bisa Merugikan?
Sekilas, jumlah pengikut yang tinggi memang tampak menguntungkan.
Tapi kalau kebanyakan hanyalah phantom followers, justru ada banyak risiko:
- Engagement rate turun drastis
Algoritma TikTok, Instagram, dan YouTube akan menilai kontenmu tidak menarik jika interaksinya rendah, sehingga jangkauan konten akan ikut merosot.
- Data analitik jadi "menipu"
Insight yang tercampur akun pasif akan membuat kamu sulit memahami audiens sebenarnya, sehingga strategi konten bisa jadi salah arah.
- Reputasi brand rusak
Konsumen kini lebih cermat membaca data media sosial.
Ketika melihat pengikut kamu besar tapi engagement rendah, mereka bisa curiga dan jadi memiliki pandangan negatif terhadap brand.
Langkah Menghadapi Phantom Followers
Menghapus pengikut yang pasif secara total memang sulit, tapi kamu bisa mengurangi dampak negatifnya dengan beberapa cara berikut:
1. Lakukan audit: Gunakan alat seperti HypeAuditor atau Social Blade untuk memeriksa persentase pengikut palsu dan tidak aktif.
2. Buat konten yang memancing interaksi: Misalnya konten polling, sesi tanya-jawab, atau konten yang mengajak audiens membagikan pengalaman mereka sendiri.
3. Bangun pertumbuhan organik: Tumbuhkan audiens lewat kolaborasi dengan kreator lain, kampanye interaktif, dan strategi konten yang relevan dengan kebutuhan mereka.
4. Kombinasikan strategi organik dan "instan": Jika ingin mempercepat pertumbuhan, kamu bisa menambah pengikut dari platform terpercaya seperti Sribu, yang hanya menyediakan akun aktif dan real, lalu seimbangkan dengan strategi pertumbuhan organik.
Penutup
Sumber: