Siswa SMP di Pontianak Meninggal Dianiaya Saat Pawai Obor, Keluarga Korban Tuntut Keadilan

Sosok Iqbal, korban dari penganiayaan-Pontianak Disway-dokumen istimewa
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, PONTIANAK - Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pontianak, Iqbal (15), meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan oleh orang tak dikenal saat mengikuti pawai obor pada Kamis malam, 27 Februari 2025.
Korban mengalami pukulan keras di kepala menggunakan obor bambu, menyebabkan cedera serius. Iqbal sempat dirawat dalam kondisi kritis sebelum akhirnya meninggal dunia pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 14.53 WIB.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan sang ibunda, Iqbal berpamitan untuk mengikuti pawai obor bersama teman-temannya. Namun, sekitar pukul 22.30 WIB, beberapa temannya datang membawa kabar buruk.
Sosok ibunda Iqbal, yang merupakan orang tua korban dari penganiayaan-Pontianak Disway-dokumen istimewa
"Jam 22.30 malam kawannya datang ke sini, katanya Iqbal masuk rumah sakit kena pukul, mungkin tidak apa-apa, pergi jak ke rumah sakit," ungkap sang ibu.
Saat tiba di rumah sakit, kondisi Iqbal sudah sangat kritis.
"Ternyata pas di rumah sakit udah koma dah. Penjelasan dari dokter katanya cedera otak dan darahnya udah sampai ke batang otak," tambahnya.
BACA JUGA:Lima Pelajar di Pontianak yang Terlibat Tawuran Dikembalikan ke Orang Tuanya Pasca Diamankan Polisi
Ibu korban juga mengatakan bahwa saksi mata yang merupakan teman korban menyebut bahwa sebelum insiden terjadi, ada kelompok orang tak dikenal yang tampak mencurigakan.
"Rombongan pelaku ini di depan dengan menunjuk-nunjuk Iqbal dan teman lainnya, sehingga temannya menaruh curiga jika kelompok pelaku tidak menyukai suara shalawat dari Iqbal dan teman-temannya. Kemudian rombongan pelaku memukul korban dan mengalami luka serius di kepala bagian belakang," jelas ibunda Iqbal.
Tim medis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa korban. Namun, kondisinya terus memburuk hingga mengalami henti jantung.
"Dokter bilang kondisi anak saya sudah tidak memungkinkan untuk operasi. Saya berusaha menguatkan diri, tapi akhirnya saya hanya bisa pasrah. Begitu alat bantu dilepas, anak saya langsung pergi," tutur ibunda Iqbal dengan penuh kesedihan.
Sumber: