Donald Trump Resmi Dilantik Sebagai Presiden AS dengan Dua Alkitab
Donald Trump saat dilantik. -Realdonaldtrump -Instagram
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Pada 20 Januari 2025, Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 setelah mengucapkan sumpah jabatan di hadapan publik. Pelantikan ini berlangsung di Washington, D.C., pada tengah hari waktu setempat, atau tengah malam WIB. Proses pelantikan ini, meskipun tidak diatur dalam Konstitusi AS, tetap mengikuti tradisi yang sudah lama berlangsung, yaitu mengucapkan sumpah di atas Alkitab.
Trump mengangkat dua Alkitab dalam pelantikannya. Salah satunya adalah Alkitab yang pernah digunakan dalam pelantikan dirinya sendiri pada 2017, yang juga memiliki sejarah penting, karena kitab tersebut digunakan dalam pelantikan Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1861. Alkitab kedua adalah milik pribadi Trump, yang diberikan oleh ibunya pada tahun 1955 sebagai hadiah kelulusan dari Sekolah Dasar Gereja Minggu di Gereja Presbiterian Pertama di Queens, New York. Penggunaan dua Alkitab ini menambah makna spiritual bagi Trump dalam memulai masa kepresidenannya yang kedua.
Tradisi penggunaan Alkitab dalam pelantikan Presiden AS telah berlangsung lama, dengan beberapa presiden menggunakan kitab yang memiliki nilai sejarah dan pribadi. Presiden ke-46, Joe Biden, juga menggunakan Alkitab keluarganya dalam pelantikan. Sementara itu, Presiden ke-44, Barack Obama, memilih menggunakan Alkitab milik Martin Luther King Jr., seorang tokoh penting dalam perjuangan hak-hak sipil di AS.
Beberapa presiden lain memiliki cerita unik terkait Alkitab yang digunakan saat pelantikan mereka. George W. Bush, misalnya, sempat berencana menggunakan Alkitab Masonik yang digunakan oleh Presiden pertama, George Washington. Namun, karena cuaca hujan, ia akhirnya bersumpah dengan Alkitab keluarga. Sedangkan Franklin D. Roosevelt menggunakan Alkitab yang dicetak pada tahun 1686 berbahasa Belanda untuk seluruh pelantikannya.
Meskipun sebagian besar presiden memilih menggunakan Alkitab, beberapa presiden lain, seperti John Quincy Adams, memilih buku hukum, dan Theodore Roosevelt tidak menggunakan buku sama sekali saat pelantikannya setelah pembunuhan Presiden William McKinley.
Sumber: kompas.com