Backlink
Rentcar MaC

Tips Bijak Kelola Keuangan di Tengah Gejolak Perang Dagang AS-China

Tips Bijak Kelola Keuangan di Tengah Gejolak Perang Dagang AS-China

Ilustrasi uang rupiah, yang terdampak perang dagang [email protected]

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas dengan saling balas kenaikan tarif impor. China akan mengenakan tarif bea masuk untuk produk AS senilai USD 75 miliar, yang meliputi produk pertanian, otomotif, pakaian, bahan kimia, dan tekstil.

Tak lama berselang, Presiden AS Donald Trump merespons dengan menaikkan tarif produk China sebesar 5 persen. Ketegangan ini bukan hanya mengguncang dua negara adidaya, tetapi juga berdampak ke negara berkembang seperti Indonesia.

Beberapa dampak yang langsung terasa antara lain tekanan terhadap ekspor Indonesia, gejolak pasar modal, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, menyebut eskalasi perang dagang ini menyulitkan Indonesia mendorong ekspor karena menurunnya produksi global.

Hal senada disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang melihat tekanan perdagangan internasional telah memengaruhi neraca dagang RI. Di tengah ketidakpastian global ini, masyarakat perlu bersikap cermat dan bijak dalam mengelola keuangan. Berikut beberapa tips penting yang bisa diterapkan:

BACA JUGA:Tips Sukses ala Mark Zuckerberg yang Jadi Miliarder di Usia Muda

1. Perkuat Dana Darurat

Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, memiliki dana darurat menjadi sangat penting. Usahakan menyisihkan minimal 10% dari pendapatan bulanan untuk disimpan dalam tabungan khusus, idealnya setara biaya hidup selama 3 hingga 6 bulan. Dana ini akan sangat berguna jika sewaktu-waktu terjadi penurunan pendapatan atau kebutuhan mendadak akibat dampak ekonomi global.

BACA JUGA: Tips Sukses ala Mark Zuckerberg yang Jadi Miliarder di Usia Muda

2. Tunda Pengeluaran Konsumtif

Perang dagang menciptakan ketidakpastian yang dapat berdampak pada daya beli masyarakat. Oleh karena itu, prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan kewajiban utama, serta tunda dulu pembelian barang-barang mewah atau tidak mendesak.

3. Diversifikasi Investasi

Ketua Komisioner OJK Wimboh Santoso menyarankan masyarakat untuk memperhatikan kondisi pasar modal yang rentan terguncang akibat perang dagang. Dalam hal ini, diversifikasi menjadi kunci. Jangan menaruh seluruh aset dalam satu instrumen investasi. Sebaiknya seimbangkan antara deposito, obligasi, saham, hingga emas. Pilih instrumen yang memiliki risiko rendah untuk menghadapi ketidakpastian global.

BACA JUGA:RSUD SSMA Berbagi Tips Mengatasi Bau Mulut Saat Puasa

4. Tingkatkan Literasi Keuangan

Gunakan waktu untuk belajar lebih banyak tentang manajemen keuangan pribadi. Banyak platform online menyediakan materi gratis soal perencanaan keuangan, investasi, dan pengelolaan utang. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat mengambil keputusan finansial yang lebih rasional dan tidak terjebak panik saat pasar bergejolak.

BACA JUGA: RSUD SSMA Berbagi Tips Mengatasi Bau Mulut Saat Puasa

5. Manfaatkan Teknologi Keuangan

Perkembangan fintech memberikan kemudahan dalam mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta memantau portofolio investasi. Manfaatkan aplikasi pencatat keuangan dan e-wallet yang terintegrasi untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan harian.

6. Pantau Informasi Ekonomi Terkini

Kondisi perang dagang bisa berubah sewaktu-waktu, dan kebijakan pemerintah pun menyesuaikan dengan cepat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengikuti perkembangan ekonomi terkini, baik dari pemerintah, analis, maupun media terpercaya, agar dapat menyesuaikan strategi keuangan pribadi secara tepat.

BACA JUGA:Tips Memilih Aplikasi CRM yang Tepat untuk Bisnis Anda

7. Perkuat Sumber Penghasilan

Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menekankan pentingnya investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Masyarakat juga bisa mengadopsi semangat ini dengan mencari peluang usaha sampingan, investasi mikro, atau freelance yang dapat menambah sumber pemasukan dan mengurangi ketergantungan pada satu sumber penghasilan.

Kendati perang dagang merupakan isu global yang berada di luar kendali masyarakat umum, respons bijak terhadap dampaknya tetap bisa dilakukan. Dengan perencanaan keuangan yang matang, peningkatan literasi, serta kedisiplinan dalam pengeluaran, masyarakat bisa tetap stabil secara ekonomi meski badai global tengah melanda.

Sumber: