BMKG Rilis Potensi Hujan Harian di Kalimantan Barat 17–23 Agustus 2025

Rilisan BMKG Kalbar potensi hujan harian seminggu ke depan di Kalimantan Barat-bmkg_kalbar-Instagram
PONTIANAKINFO.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat merilis prakiraan cuaca mingguan untuk periode Minggu, 17 Agustus hingga Sabtu, 23 Agustus 2025. Berdasarkan data yang diperbarui pada Sabtu, 16 Agustus 2025 pukul 20.20 WIB, sejumlah wilayah di Kalimantan Barat diperkirakan berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Pada Minggu, 17 Agustus 2025, hujan diperkirakan terjadi di wilayah Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Kota Singkawang, Kubu Raya, Landak, Melawi, Mempawah, Sambas, Sanggau, Sekadau, dan Sintang. Sehari setelahnya, Senin, 18 Agustus 2025, potensi hujan berlanjut di Kapuas Hulu, Ketapang, Melawi, Mempawah, Sanggau, Sambas, dan Sintang.
Kemudian pada Selasa, 19 Agustus 2025, cakupan wilayah hujan semakin luas, meliputi Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Kota Pontianak, Kubu Raya, Landak, Melawi, Mempawah, Sambas, dan Sintang. Sementara itu, Rabu, 20 Agustus 2025, hujan berpotensi terjadi di Bengkayang, Kapuas Hulu, Melawi, dan Sintang.
BACA JUGA:BMKG Kalbar Rilis Peringatan Dini Cuaca 16–18 Agustus 2025
Memasuki Kamis, 21 Agustus 2025, hujan diprediksi masih akan turun di sejumlah wilayah, yaitu Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Landak, Mempawah, Sanggau, dan Sekadau. Adapun pada Jumat, 22 Agustus 2025 dan Sabtu, 23 Agustus 2025, BMKG mencatat tidak ada potensi hujan signifikan atau nihil hujan dengan intensitas di atas 20 mm/hari.
Dari peta sebaran yang dirilis BMKG, wilayah Kalimantan Barat pada 17–19 Agustus terlihat didominasi warna hijau hingga kuning, yang menunjukkan hujan ringan hingga sedang. Kondisi ini dapat memicu genangan air, banjir di dataran rendah, serta tanah longsor di daerah perbukitan.
BMKG mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya pada awal pekan ketika hujan diprediksi lebih merata di banyak kabupaten/kota. Langkah mitigasi dini diperlukan guna mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi.
Sumber: