Pengeroyokan Mahasiswa Unpam yang Menggelar Doa Bersama, 4 Pemuda Lokal Sudah Dijadikan Tersangka

Selasa 07-05-2024,23:26 WIB
Reporter : Anggik Juliannur Nugroho

 

Pada waktu itu, menurut pihak kepolisian, sedang berlangsung pertemuan keagamaan yang dihadiri oleh sejumlah individu di suatu tempat tinggal. Menurut pihak kepolisian, tiba-tiba seorang pria dengan inisial D muncul dan mencoba untuk menghentikan kegiatan tersebut dengan cara berteriak.

 

Kemudian, menurut Kapolres Tangsel, AKBP Ibnu Bagus Santoso, sejumlah individu mendatangi untuk mengetahui kejadian tersebut. Dampak dari teriakan tersebut adalah terjadinya keributan dan ketidaksesuaian yang menyebabkan timbulnya tindakan kekerasan dan menimbulkan korban.

 

R dan A menyatakan bahwa 15 mahasiswa Unpam yang beragama Katolik mengadakan acara doa Rosario di rumah kos di Jalan Ampera, Kelurahan Babakan Setu, Kota Tangerang Selatan, pada malam Minggu (05/05).

 

Menurut R dan A, acara ini hanya diadakan oleh teman-teman mereka yang tinggal di indekos di sekitar tersebut, yaitu mahasiswa Unpam yang umumnya berasal dari NTT.

 

Neldys Efrin, seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang sedang belajar Sastra Inggris di Unpam, mengatakan bahwa sebelum serangan terjadi, Ketua RT dengan inisial D telah melintas di depan indekos dua kali sambil memperhatikan kamar tempat orang sedang beribadah pada malam Minggu (05/05).

 

Pak RT datang dengan rasa marah yang terlihat dan membubarkan pertemuan Doa Rosario sambil mengancam akan memanggil penduduk. Pada saat yang tidak lama setelahnya, Pak RT datang lagi bersama para penduduk. Setelah itu, kerusuhan dimulai dan beberapa individu dari masyarakat menyerang dengan menggunakan senjata tajam, sehingga menyebabkan dua orang terluka," kata Neldys kepada jurnalis Amahl Azwar yang melaporkan ke BBC News Indonesia.

 

Menurut Neldys, seorang penduduk asli Flores, Manggarai, NTT, pada tahun lalu Ketua RT pernah menegur seorang mahasiswa dengan mengatakan bahwa tidak diperbolehkan bagi umat non-Islam untuk melakukan ibadah di lingkungan mereka.

 

Neldys mengakui bahwa dia tidak memahami alasan di balik intimidasi dan serangan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa hanya sekitar tiga orang penduduk yang mendukung mereka, termasuk ayah pemilik rumah kos dan anaknya, dan seorang penduduk yang tidak dikenal oleh mereka.

Kategori :