Rentcar MaC
Mau iklan?

Menolak Lupa! Kisah Selamatnya Ny Nur, Korban Kecelakaan Pesawat di Bukit Saran Sintang Pada 1994

Menolak Lupa! Kisah Selamatnya Ny Nur, Korban Kecelakaan Pesawat di Bukit Saran Sintang Pada 1994

Pesawat Briten Norma, bernomor penerbangan BN-ZA ini berangkat dari Bandara Supadio Pontianak sekitar pukul 09.42 WIB dengan tujuan Nanga Pinoh, Kabupaten Sintang, sekitar 500 km arah timur Pontianak. (Photo//Ald.Pixelab)--Blogspot.com

Hari ke-3

Ia mendengar ada orang menggergaji pohon dengan chain saw. Walau mereka berada tidak jauh dari dirinya, tapi ia tak bisa mencapai tempat itu.

"Saya minta tolong, tapi tidak ada juga yang menemukan saya," katanya.

Hari ke-4 dan 5

Menurut Ny Nur, pada hari keempat ia melihat helikopter, dan memberi kode dengan kain yang diikatnya di ujung ranting. Mereka se­pertinya sudah melihat, namun menjauh lagi. Karena cuaca makin buruk ia putuskan turun lagi sampai ke lembah.

“Saya turun lagi dengan cara menyusur menggelinding di semak-semak, karena kaki saya tidak bisa berjalan lagi,"  

Hari ke-6

Ny Nur baru ditemukan pada hari keenam pada Sabtu (30/4/1994) oleh enam penduduk desa yang membantu tim SAR, mereka antara lain adalah Ningkan, Sandin, dan Kundin.

Selama enam hari lima malam sendirian da­lam hutan, Ny Nur tidak pernah tidur dan merasa takut.  Sebagai petugas pemetaan ia sudah terbiasa di dalam hutan. Selama menanti datangnya pertolongan, ia selalu berdoa bisa secepatnya dipertemukan dengan keluarganya, terutama dengan putri satu-satunya, Nur Aini yang baru berumur enam bulan. "Se­lama dalam hutan saya selalu teringat anak saya yang wajahnya sering terbayang," tulur Ny Nur.

Kejadian aneh !!

Banyak sekali kejadian aneh yang ditemuinya selama enam hari lima malam itu. Dua ekor lalat besar berwarna biru dan hijau, selalu menemaninya. Pada malam hari mata lalat yang nampak menyembul keluar itu, memberi cahaya penerangan. Kemudian anehnya, lalat itu bisa ngomong Jawa.

"Saya mengerti maksudnya, membimbing saya untuk bisa tengkurap. Padahal rasanya waktu itu badan sudah tidak bisa bergerak lagi," ujarnya.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter RSUD Dokter Soedarso yang merawatnya, Nur memang mengalami retak tulang pinggul kiri. Lalu, dari kejauhan nampak juga orang-orang seperti patung, tanpa kaki pakai baju kuning. Meski dua tangan dan mukanya menghadap ke arahnya, tapi mahluk orang-orangan itu tidak datang membantu. Hanya melihat saja dari jarak beberapa me­ter. Kemudian sewaktu ia tergelinding dan tak berdaya tersangkut di pohon ada suara seperti orang Jepang memimpinnya untuk bisa keluar. De­ngan bimbingan suara orang Jepang itu, akhirnya Nur bisa bergerak dan lepas dari jepitan pohon. "Selama dalam hutan sepertinya saya banyak teman. Tapi saya tidak melihat mereka, yang terdengar suaranya saja." tutur Ny Nur.

Selama enam hari itu, Nur tidak merasa lapar. Padahal ia cuma memakan dua pucuk pohon semacam pakis.

Menurut Direktur RS Dokter Soedarso, dr Buchary A. Halman yang mengetuai tim dokter yang merawat, kekuatan fisik Ny Nur memang luar biasa, ia mampu bertahan selama enam hari dalam keadaan sakit terjatuh dan tanpa makan, kecuali dedaunan dan minum air hujan.

Sumber: blogspot.com