Kisah Tragis di Balik Film 'Vina: Sebelum 7 Hari' Karya Anggy Umbara
Menuai banyak pro dan kontra dari kalangan masyarakat setelah beberapa hari penayangan "Vina: Sebelum 7 Hari".--
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Film "Vina: Sebelum 7 Hari" karya sutradara Anggy Umbara menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat.
Ada yang mengapresiasi, namun tak sedikit pula yang mengkritik. Kedua kelompok ini memiliki alasan masing-masing yang mendasari pandangan mereka.
Anggy Umbara sendiri mengaku tidak mempermasalahkan jika ada yang tidak menyukai film tersebut. Menurutnya, selera film adalah hal yang subjektif.
"Saya sendiri tidak menyukai semua film. Yang terpenting adalah saling menghormati pandangan, baik yang suka maupun yang tidak," ungkap Anggy.
Bagi Anggy, "Vina: Sebelum 7 Hari" memiliki ikatan emosional yang kuat, mengingat dirinya berasal dari Cirebon. "Saya dari Cirebon. Ayah saya adalah sutradara pertama dari Cirebon. Ketika Pak Dheeraj menawarkan proyek ini, saya merasa sangat terhubung secara lokal," kata Anggy saat ditemui di kawasan Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Film ini diangkat dari kisah nyata yang mengejutkan pada tahun 2016, di mana Vina meninggal dengan tragis. Awalnya diklaim sebagai kecelakaan tunggal, ternyata Vina diperkosa dan dibunuh dengan keji oleh geng motor.
Kasus ini kemudian diubah statusnya menjadi tindak pidana pembunuhan. Hingga kini, beberapa pelaku masih belum ditangkap dan belum menerima hukuman.
Motivasi Anggy untuk mengangkat kisah ini ke layar lebar adalah agar tidak ada lagi korban seperti Vina di masa depan. Ia berharap film ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan kejahatan yang terjadi.
"Saya ingin kasus Vina menjadi pelajaran bagi banyak pihak," ujarnya.
Sumber: