Backlink
Rentcar MaC

Aksi Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat di Pontianak Memanas, Gas Air Mata Dilepaskan Polisi di Jalan Ayani

Aksi Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat di Pontianak Memanas, Gas Air Mata Dilepaskan Polisi di Jalan Ayani

Aksi mahasiswa dan masyarakat di Pontianak di jalan Ayani saat dibubarkan oleh pihak kepolisian-Pontianak Disway-dokumen istimewa

PONTIANAKINFO.COM, PONTIANAK – Ribuan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pontianak kembali menggelar aksi menggugat pada Jumat, 29 Agustus 2025. Massa mulai berkumpul di Taman Digulis Pontianak sejak pukul 15.00 WIB sebelum bergerak menuju Gedung DPRD Kalimantan Barat.

Aksi ini menjadi lanjutan dari gelombang demonstrasi sebelumnya, dengan membawa lima tuntutan utama yang berbeda dan semakin menguatkan aspirasi mahasiswa serta masyarakat.

BACA JUGA:Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pontianak Gelar Aksi di DPRD Kalbar, Bawa 5 Tuntutan Baru

Lima Tuntutan Baru

Berbeda dari sebelumnya, isi tuntutan dalam aksi kali ini adalah sebagai berikut:

1. Copot Kapolresta Pontianak terkait dugaan tindakan represif yang menyebabkan terlukanya sejumlah mahasiswa saat aksi sebelumnya.

2. Tolak kenaikan penghasilan anggota DPR yang dinilai melejit dan tidak sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat.

3. Evaluasi kinerja Satgas Program Keluarga Harapan (PKH) di Kalimantan Barat yang dianggap tidak maksimal.

4. Pemerataan sarana dan prasarana pendidikan di Kalbar agar tidak terjadi kesenjangan antarwilayah.

5. Mengawal realisasi janji 19 juta lapangan pekerjaan yang dijanjikan pemerintah pusat bagi masyarakat.

BACA JUGA:Gelombang Aspirasi Mahasiswa dan Masyarakat Kalbar Gelar Aksi Lanjutan, DPRD Terbuka Diskusi

Situasi Aksi Semakin Memanas

Pantauan Pontianak Disway di lokasi, situasi pada malam hari semakin memanas. Sejumlah ruas jalan ditutup, di antaranya dari Jalan Paris menuju Ayani dan dari Transmart menuju Digulis. Aparat kepolisian dilaporkan mengeluarkan gas air mata untuk membubarkan massa aksi.

Seorang mahasiswi yang turut serta dalam aksi menyampaikan kondisi lapangan yang semakin tidak terkendali.

Sumber: