Danantara untuk Kemandirian Industri Baja Nasional

--
Langkah keempat, dibutuhkan kerangka kebijakan yang mendukung peran strategis BUMN dalam pembangunan industri jangka panjang. Ini mencakup penataan belanja pemerintah agar menyerap baja domestik secara konsisten, kebijakan yang mendorong kolaborasi antar-BUMN dalam rantai pasok, penyediaan modal kerja dengan biaya bersaing, serta dukungan teknologi— khususnya untuk transisi menuju green steel. Pemerintah juga perlu menyiapkan insentif dan perlindungan agar pelaku industri nasional dapat bersaing untuk mempertahankan pasar domestik sekaligus bersaing di pasar global. Tanpa kerangka kebijakan yang berpihak, investasi strategis tidak akan berjalan optimal.
Langkah kelima, agar Danantara dapat menjalankan mandatnya secara efektif, diperlukan tata kelola investasi yang berpihak pada kepentingan nasional. Investasi tidak boleh didorong semata- mata oleh logika imbal hasil jangka pendek, tetapi harus mengikuti kriteria strategis yang mempertimbangkan dampak ekonomi, penguatan basis industri, serta kepentingan dan ketahanan nasional. Dalam kerangka ini, industri baja memenuhi seluruh kriteria tersebut.
Visi Indonesia Emas telah ditetapkan dan menjadi harapan seluruh bangsa Indonesia. Yang dibutuhkan kini adalah keberanian untuk mengubah visi menjadi strategi, dan strategi menjadi aksi. Danantara hadir di tengah momentum ini sebagai aktor baru yang dapat menjembatani kepentingan negara dan logika pasar. Namun dalam sektor baja—sektor yang menjadi fondasi dari seluruh industrialisasi—Danantara tidak boleh datang terlambat. Sebab jika fondasi industrinya rapuh, maka bangunan besar bernama Indonesia Emas hanya akan menjadi angan. (*)