Backlink
Rentcar MaC

Gawai Dayak 2025: Promosi Budaya Lokal ke Panggung Internasional

Gawai Dayak 2025: Promosi Budaya Lokal ke Panggung Internasional

tamu undangan vip pada acara penutupan pekan gawai dayak ke-39--

PONTIANAKINFO.COM, PONTIANAK – Ribuan pasang mata tertuju ke Rumah Radakng, ikon budaya Dayak yang menjulang megah di jantung Kota Pontianak. Pada Sabtu, 24 Mei 2025 menjadi momentum bersejarah dengan ditutupnya rangkaian Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-39, sebuah perayaan budaya yang bukan hanya meriah, tetapi juga strategis dalam mempromosikan kekayaan lokal Kalimantan Barat ke panggung dunia.

Penutupan PGD tahun ini menjadi bukti kuat bahwa budaya Dayak terus hidup dan berkembang, menjelma menjadi atraksi budaya yang menarik perhatian berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelaku pariwisata. Festival ini diramaikan oleh berbagai perlombaan seperti tarian tradisional, melukis motif etnik, lomba kuliner khas Dayak, hingga pertunjukan sastra lisan dan permainan tradisional.

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, yang menutup secara langsung acara ini, mengungkapkan rasa bangganya karena Pekan Gawai Dayak 2025 kembali menembus lima besar nominasi Kharisma Event Nusantara. Ia menegaskan harapan agar kegiatan budaya ini bisa semakin diakui luas.

BACA JUGA:Gawai Dayak Sebagai Pintu Turis Mancanegara

“Kita berharap tahun depan Gawai Dayak bisa masuk dan ditetapkan secara resmi dalam warisan budaya yang dikenal secara luas hingga mancanegara,” ujar Norsan dalam sambutannya.

Pernyataan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa arah pengembangan PGD kini melangkah ke ranah internasional. Bukan semata sebagai pertunjukan budaya, tetapi juga sebagai produk wisata berbasis kearifan lokal yang autentik dan berkelanjutan. Daya tarik budaya Dayak yang hidup dalam komunitas, bukan rekayasa panggung adalah pesona yang dicari oleh wisatawan mancanegara masa kini.

Dengan mengusung pendekatan partisipatif dan menjaga nilai-nilai adat yang luhur, PGD memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi unggulan Kalbar yang tak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga membuka ruang interaksi lintas budaya. Ini bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi pijakan menuju diplomasi budaya yang lebih luas.

BACA JUGA:Pekan Gawai Dayak 2025 di Kapuas Hulu Ditiadakan, Berikut Alasannya!

Pekan Gawai Dayak telah membuktikan bahwa budaya lokal tak pernah kehilangan relevansinya, justru semakin bernilai di tengah derasnya arus globalisasi.

Sumber: