Kebijakan Luar Negeri India terhadap Israel dan Palestina: Menyeimbangkan Diplomasi Global dan Nasional

--
- Program ITEC: 168 slot pelatihan tahunan untuk para profesional Palestina dalam bidang seperti teknologi informasi, administrasi publik, energi terbarukan, kewirausahaan, dan kesehatan. Lebih dari 1.300 warga Palestina telah mengikuti pelatihan ini.
- Program Pertukaran Pemuda India–Palestina dimulai pada 2017, dengan delegasi tahunan dari kedua negara yang mempererat hubungan budaya dan diplomatik.
Pertemuan PM Modi dengan Presiden Mahmoud Abbas
Pada 22 September 2024, Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di sela-sela Sidang Umum PBB di New York. Dalam pertemuan tersebut, Modi menyampaikan keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Gaza dan memburuknya situasi keamanan. Ia menegaskan kembali dukungan India terhadap rakyat Palestina, termasuk bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan. Modi menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera, serta kembalinya semua pihak ke jalur dialog dan diplomasi. Ia juga menekankan bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya jalan yang layak untuk mencapai perdamaian dan stabilitas jangka panjang. India turut menyatakan dukungan terhadap keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dinamika Domestik: Solidaritas Publik dan Sensitivitas Politik
Meskipun secara internasional India konsisten mendukung Palestina, di dalam negeri, ekspresi solidaritas terhadap Palestina memunculkan dinamika yang kompleks. Pada Oktober 2023, mahasiswa dari berbagai universitas di India mengadakan demonstrasi yang menyuarakan dukungan bagi Palestina dan mengutuk kekerasan di Gaza. Namun, bentuk solidaritas ini ditanggapi secara berbeda oleh otoritas di berbagai daerah. Di Mumbai dan distrik Udupi (Karnataka), pihak berwenang memberlakukan larangan atas pengibaran bendera Palestina karena alasan ketertiban umum. Di Udupi, seorang pejabat setempat dilaporkan merobek bendera Palestina dari tangan demonstran. Sementara itu, di negara bagian Uttar Pradesh, tujuh warga Muslim ditangkap karena mengadakan aksi pro-Gaza tanpa izin resmi dan karena dianggap menggunakan simbol yang kontroversial.
Peristiwa-peristiwa ini mencerminkan tantangan yang dihadapi semua negara demokrasi dalam menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan harmoni sosial. Demonstrasi publik yang menyangkut isu internasional yang sensitif kerap menjadi perhatian karena berpotensi menimbulkan ketegangan domestik. Seperti di negara demokrasi lainnya, kebebasan berbicara bukanlah hak mutlak, dan pembatasan dapat diberlakukan oleh otoritas setempat berdasarkan kondisi yang berlaku.
Kesimpulan
Posisi India terhadap konflik Israel–Palestina terus mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan diplomasi yang berbasis prinsip dengan stabilitas domestik. Di kancah internasional, India secara konsisten menunjukkan dukungannya terhadap perjuangan rakyat Palestina melalui bantuan kemanusiaan, kerja sama pembangunan, dan keterlibatan dalam forum multilateral yang mendorong visi perdamaian melalui solusi dua negara.
Di dalam negeri, India mengelola ekspresi opini publik dengan tujuan menjaga stabilitas sosial. Di semua negara demokrasi, terdapat pembatasan terhadap kebebasan berekspresi, dan otoritas mengambil tindakan berdasarkan kondisi lokal. Ketika India terus menjalankan dua tanggung jawab ini, posisinya akan mencerminkan aspirasinya sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab sekaligus komitmennya dalam menjaga kohesi nasional.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
Sumber: