Membongkar Cara Orang Jadi Kaya : Kevin Ubah Haluan Dari Teknik Jadi Investor

--
Kevin Jonathan Pandjaitan tidak memulai hidupnya dengan peta yang jelas. Ia bukan lulusan keuangan, tidak punya mentor investasi sejak dini, dan sama seperti banyak orang, ia pun pernah bertanya: "Sebenarnya, dari mana sih orang bisa jadi kaya?"
Pertanyaan sederhana ini membawanya pada pencarian panjang. Ia menyadari ada dua jalan utama: bisnis dan investasi. Dan dari sana, nama Warren Buffett mulai bergaung di kepalanya. Bukan semata karena hartanya, tapi karena cara berpikirnya.
Awal Karier
Lahir di Medan dan kini menetap di Jakarta, Kevin menjalani studi teknik sipil, kemudian melanjutkan ke jenjang magister bisnis. Karena latar belakang ini, arah karier pertama Kevin jauh dari dunia investasi.
Karier ini jauh dari ideal. Ia menjalani pekerjaan dengan jam kerja brutal. Ia pernah bekerja hingga subuh, hanya untuk kembali rapat tiga jam kemudian. Hidupnya seolah tidak punya ruang untuk dirinya sendiri.
Namun dari kelelahan itulah, ia menyadari bahwa kerja kerasnya seumur hidup tak akan membuat asetnya meningkat signifikan. Ia mulai berkenalan dengan dunia investasi.
Itulah awal perkenalannya dengan saham.
Jatuh Bangun Belajar Saham
Strategi
Strategi "The Buffet Way" di Kelas Jago Saham
Awalnya, dunia saham terasa begitu asing bagi Kevin. Deretan angka, grafik naik-turun, dan istilah teknikal seperti candlestick atau moving average membuatnya kewalahan. Sama seperti banyak investor pemula, ia sempat mengira ini seperti spekulasi yang tidak jelas dan penuh risiko.
Tapi rasa penasaran mengalahkan ketakutan. Ia mulai belajar pelan-pelan: dari buku, video edukasi, hingga diskusi di komunitas. Di sanalah ia menemukan satu perspektif yang mengubah segalanya; bahwa saham adalah representasi kepemilikan bisnis.
Pandangan itu membuat proses belajar jadi lebih menyenangkan. Alih-alih fokus pada harga naik-turun, ia mulai tertarik menganalisis perusahaan di balik saham. Ia membaca laporan keuangan, memahami model bisnis, dan mencoba memetakan potensi jangka panjang. Setiap riset menjadi latihan berpikir strategis.
Lalu datanglah ujian besar. Pandemi COVID-19 mengguncang market, dan portofolio Kevin jatuh bebas. Puluhan juta rupiah hilang, dan rasa frustasi pun menghampiri. Tapi ia memilih tidak mundur. Ia meneliti kejatuhannya, memperdalam metode value investing, dan yang paling penting, melatih emosi agar tidak panik di tengah badai.
“Saya percaya dalam hidup, kita harus ambil langkah kecil. Bukan selalu langkah besar,” ucap Kevin. Keberanian dan konsistensi menjadi kunci Kevin untuk menjalani hidupnya.
Berbagi Melalui Kelas Jago Saham
Lambat laun, Kevin mulai melihat pola. Ia makin cermat membaca pasar, bukan sekadar mengikuti tren atau euforia sesaat. Ia belajar dari pendekatan Warren Buffett, sang maestro investasi yang dikenal karena prinsip value investing, yakni sebuah metode yang berfokus pada membeli saham perusahaan bagus saat harganya di bawah nilai wajar.
Sumber: