Backlink
Rentcar MaC

236 Meriam Karbit Menggelegar Malam Lebaran di Pontianak

236  Meriam Karbit Menggelegar Malam Lebaran di Pontianak

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono beserta tamu undangan menyulut meriam karbit menandai dimulainya Eksibisi Meriam Karbit di Kota Pontianak-Pontianak Disway-dokumen istimewa

“Tradisi permainan meriam karbit ini tidak akan ditemukan di daerah lain, bahkan di dunia manapun selain di Pontianak. Oleh sebab itu, kita sangat berharap eksibisi ini dapat terus berlangsung dan menjadi warisan budaya yang lestari dan menjadi kebanggaan Kota Pontianak,” sebutnya.

BACA JUGA:PKK Kota Pontianak Salurkan Bantuan bagi Lansia Kurang Mampu

Fajriudin juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh panitia dan peserta dalam pelaksanaan permainan tradisional ini. Salah satunya adalah biaya yang tinggi untuk membuat dan operasional meriam karbit. Menurutnya, satu meriam saja membutuhkan dana hingga Rp8-10 juta, ditambah biaya karbit yang mencapai Rp3,6 juta per drum. Bantuan yang diberikan kepada peserta, yaitu Rp2 juta untuk meriam balok dan Rp1 juta untuk meriam non-balok, dinilai belum mencukupi.


"Kami berharap pemerintah provinsi dan pihak-pihak lain, seperti BUMN, BUMD, atau pelaku usaha di Pontianak, dapat menjadi 'Bapak Asuh' bagi kelompok peserta. Dukungan ini sangat penting agar tradisi Meriam Karbit yang sudah menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) sejak 2016 dapat terus bertahan," harapnya.

Asisten Administrasi dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalbar, Alfian menyatakan, Pemerintah Provinsi Kalbar dapat memberikan dukungan lebih untuk pelestarian tradisi ini. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar telah membuka peluang dukungan anggaran, sepanjang proses administrasi diajukan dengan baik oleh panitia. 

"Mudah-mudahan koordinasi ini dapat terus ditingkatkan sehingga eksibisi Meriam Karbit dapat terus berlanjut dan berkembang," pungkasnya.

Sumber: