Hadirkan Saksi Korban, Oknum Anggota DPRD Singkawang Jalani Sidang Kedua Kasus Pencabulan Anak

Sidang kedua kasus pencabulan anak di bawah umur yang dilakukan oknum anggota DPRD kota Singkawang di Pengadilan Negeri, Selasa 25 Februari 2025-Tribun Pontianak-Web
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, SINGKAWANG - Oknum anggota DPRD Singkawang, HA, menjalani sidang kedua terkait kasus pencabulan anak di bawah umur di Pengadilan Negeri (PN) Singkawang pada Selasa, 25 Februari 2025.
Sidang ini mengagendakan pemeriksaan saksi-saksi yang terdiri dari ibu korban, bibi korban, korban, serta pemilik kost tempat kejadian kedua. Sidang juga dihadiri oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) korban, psikolog, serta perwakilan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) RI.
BACA JUGA:Sidang Perdana Kasus Dugaan Pencabulan Oknum Anggota DPRD Singkawang Digelar Secara Tertutup
Jaksa Hadirkan Saksi, Terdakwa Bantah Tuduhan
Kepala Seksi Pidana Umum (Pidum) Kejaksaan Negeri Singkawang, Heri Susanto, menjelaskan bahwa sidang ini bertujuan untuk membuktikan dakwaan dengan menghadirkan saksi-saksi.
Namun, dalam persidangan, HA membantah semua keterangan yang diberikan korban dan saksi.
"Selanjutnya, sidang digelar pada Rabu 4 Maret 2025 dengan agenda pembuktian dari penuntut umum, yang mana penuntut umum akan kembali menghadirkan saksi-saksi," katanya dikutip dari Tribun Pontianak.
Kronologi Kejadian
Pendamping korban, Mardiana Maya Satriani, mengungkapkan bahwa korban telah memberikan keterangan mengenai kejadian pencabulan yang diduga dilakukan HA sebanyak tiga kali.
"Kejadian pertama dan kedua terjadi pada tahun 2023, sementara kejadian ketiga terjadi pada 2024," jelasnya.
Kuasa Hukum Terdakwa Soroti Kejanggalan dalam BAP
Sementara itu, kuasa hukum HA, Nur Rochman, menyoroti beberapa kejanggalan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Menurutnya, terdapat perbedaan keterangan dalam tiga kali pemeriksaan korban.
Sumber: