Mahasiswi Yogyakarta Asal Ketapang jadi Korban Penyiraman Air Keras, Begini Kondisinya!
Reporter:
Argha Afif|
Editor:
Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd|
Kamis 26-12-2024,23:46 WIB
Natasya Hutagalung (24) mahasiswi asal Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang yang tengah menjalani kuliah di Yogyakarta, menjadi korban penyiraman air keras-Suara Indo-
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Natasya Hutagalung (24) mahasiswi asal Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat yang tengah menjalani kuliah di Yogyakarta, menjadi korban penyiraman air keras, pada Selasa, 24 Desember 2024 malam. Akibatnya, Tasya mengalami luka parah di wajah, mata, dan tubuhnya.
Tante korban, Tarida Hutagalung (38) menceritakan, insiden itu terjadi ketika Tasya tengah bersiap untuk mandi di kamar mandi kosannya yang terletak di luar kamar.
"Temannya, Maya, yang tadinya ingin ikut mandi, masih berada di kamar, sementara Tasya pergi lebih dahulu menuju kamar mandi. Tanpa diduga, sebuah serangan kejam terjadi." Ujar tante korban.
Tarida Hutagulung menerangkan, seorang pelaku yang mengenakan masker dan bersembunyi dalam kegelapan, tiba-tiba menyiramkan air keras ke wajah Tasya. Air keras itu mengenai wajah dan mata Tasya dengan sangat dahsyat, menyebabkan luka-luka serius yang diperkirakan akan mengancam penglihatan Tasya. Kejadian tersebut langsung membuat geger teman-teman kos yang berada di sekitar, termasuk Maya yang segera memberitahukan keluarga Tasya.
Saat ini, Tasya tengah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Dokter yang menangani mengatakan bahwa mata Tasya kemungkinan besar akan mengalami kebutaan akibat luka bakar yang sangat parah di bagian tersebut.
Keluarga besar Hutagalung, yang telah tinggal lebih dari 30 tahun di Natai Panjang, Ketapang, masih dalam keadaan terpukul dengan kejadian tersebut. Mereka berharap pelaku yang melakukan aksi sadis ini segera tertangkap dan dihukum setimpal sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Tarida menyatakan bahwa pihak keluarga sudah melapor ke kepolisian di Yogyakarta. Namun, hingga kini pelaku masih belum ditemukan.
Tarida, yang menulis postingan di media sosial untuk meminta dukungan publik, mengungkapkan bahwa Tasya sudah mulai bisa diajak berbicara, meskipun kondisinya sangat mengkhawatirkan.
"Tasya sempat memberikan sedikit keterangan kepada keluarganya, menyebut bahwa pelaku adalah seorang pria dengan kulit putih, berbadan pendek, dan agak gemuk. Namun, bukti-bukti yang cukup untuk menangkap pelaku masih minim." tambahnya.
Sumber:
kabar kalbar