Guru Kabur, Transportasi Sulit: Potret Kelam Pendidikan di Kampung Pengonsah kabupaten Sintang

Rabu 04-12-2024,14:13 WIB
Reporter : Rifaldi
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, SINTANG - Noven Honaris selaku Aktivis Pendidikan mengungkapkan potret memprihatinkan kondisi pendidikan di Kampung Pengonsah, Kabupaten Sintang, pada Rabu, 4 Desember 2024. Melalui foto yang dibagikannya, terlihat gedung Sekolah Dasar (SD) yang ditumbuhi ilalang, menunjukkan bangunan itu telah lama tak terawat. Perumahan guru pun tampak rusak berat dan tidak layak huni, ditinggalkan para guru yang kabur bertahun-tahun lalu.

“Kondisi ini menggambarkan tidak adanya tindakan pembangunan terintegrasi dari Kabupaten Sintang untuk menyelamatkan masa depan generasi penerus di Kampung Pengonsah,” ujar Noven.

Anak-anak usia sekolah di kampung tersebut terlihat ceria bermain di depan gedung sekolah yang kosong. Meski fasilitas sekolah telah tersedia, aktivitas belajar mengajar tak pernah berjalan selama lebih dari delapan tahun. Ketiadaan guru membuat generasi muda di Pengonsah kehilangan akses pendidikan formal yang seharusnya menjadi hak dasar mereka.

BACA JUGA:Kabupaten Sintang Raih Penghargaan Kedua dalam Penanganan Stunting di Kalbar

Transportasi jadi Kendala Utama

Noven menjelaskan, tantangan utama yang dihadapi adalah sulitnya akses transportasi ke Kampung Pengonsah. Satu-satunya jalur yang tersedia adalah melalui sungai, sementara jalur darat belum ada. 

“Sulit memang orang bisa mampu dan betah untuk hidup di pelosok desa seperti ini,” ujar Noven.

Kondisi ini membuat guru enggan atau tak sanggup bertahan di sana. Bahkan, rumah-rumah guru yang disediakan pemerintah kini rusak berat karena lama tak digunakan. Akibatnya, harapan anak-anak untuk belajar semakin menipis.

BACA JUGA:Jembatan Sungai Kera Diresmikan, Bupati Sintang : Akses Lebih Baik, Peluang Lebih Besar

Dorongan untuk Masa Depan Anak-Anak

Meski menghadapi berbagai keterbatasan, Noven terus memotivasi masyarakat Kampung Pengonsah untuk tidak menyerah. Dia mendorong anak-anak di sana tetap semangat mengejar pendidikan dengan berbagai cara. 

“Saya berharap dan mendorong anak-anak ini harus tetap sekolah. Langkah pastinya adalah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan mimpi mereka,” ungkapnya.

Noven menekankan pentingnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sintang untuk segera mengambil langkah nyata. Tanpa dukungan dan fasilitas memadai, masa depan anak-anak di pedalaman akan terus terabaikan.

Pertanyaan pun muncul, apakah Pemerintah Kabupaten Sintang masih memiliki hati nurani untuk memperhatikan nasib rakyatnya? Atau harapan mereka hanya akan menjadi cerita yang berlalu, terjawab oleh "rumput yang bergoyang" di pedalaman Kabupaten Sintang?

Kategori :