PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Pandangan psikologis terhadap orang dewasa yang menunjukkan sifat seperti anak-anak membuka jendela yang menarik untuk memahami kompleksitas kejiwaan manusia. Fenomena ini, yang dikenal sebagai "Peter Pan Syndrome" atau sindrom dewasa yang berperilaku seperti anak-anak, memberikan perspektif menarik bagi psikolog untuk menggali lapisan psikologi individu tersebut.
1. Peter Pan Syndrome: Konsep dan Penjelasan Psikologis Peter Pan Syndrome merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mempertahankan perilaku dan pola pikir seperti anak-anak bahkan setelah memasuki usia dewasa. Orang dengan sindrom ini cenderung menghindari tanggung jawab, enggan berkomitmen, dan sulit menghadapi realitas kehidupan dewasa. Dari perspektif psikologis, sindrom ini dapat terkait dengan berbagai faktor, seperti ketidakstabilan emosional, ketakutan terhadap kegagalan, atau trauma masa kecil. Psikolog melihat individu dengan Peter Pan Syndrome sebagai orang yang mungkin mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan dan tanggung jawab kehidupan dewasa. 2. Aspek-Aspek Psikologis yang Mendasari Peter Pan Syndrome Beberapa orang dewasa yang bersifat seperti anak-anak mungkin memiliki ketakutan terhadap kegagalan atau ketidakmampuan untuk mengatasi tantangan dewasa. Mereka memilih untuk tetap dalam zona nyaman anak-anak, di mana tanggung jawab dan keputusan besar tidak begitu mendominasi. Beberapa kasus Peter Pan Syndrome dapat dikaitkan dengan pengalaman traumatis pada masa kecil. Trauma ini bisa menjadi penyebab seseorang enggan tumbuh dan mengambil tanggung jawab yang lebih besar. Mungkin ada perasaan tidak aman atau kurang percaya diri yang mendasari perilaku ini. Orang dewasa yang bersikap seperti anak-anak cenderung mencari perlindungan dan kenyamanan yang ditemui di masa kecil. 3. Dampak Peter Pan Syndrome pada Hubungan dan Karir Individu dengan Peter Pan Syndrome mungkin menghadapi kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan hubungan interpersonal yang dewasa. Kesulitan dalam komitmen dan ketidakmampuan untuk berbagi tanggung jawab dapat merusak hubungan mereka. Dalam konteks karir, seseorang yang bersikap seperti anak-anak mungkin cenderung menghindari tanggung jawab dan tuntutan pekerjaan yang dewasa. Hal ini dapat menghambat kemajuan profesional dan pertumbuhan karir. 4. Upaya Psikoterapi dan Pemulihan Terapi kognitif dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang mendasari Peter Pan Syndrome. Fokus terapi adalah membangun keterampilan adaptasi dan mengatasi ketidakmampuan untuk berkomitmen. Proses pemulihan seringkali melibatkan pemahaman diri yang mendalam dan pengembangan empati terhadap diri sendiri. Individu perlu menggali akar masalah dan mengenali pola-pola yang perlu diubah. Terapis dapat membantu individu untuk mengembangkan keterampilan dewasa yang mungkin kurang berkembang, seperti manajemen waktu, pengambilan keputusan, dan komunikasi yang efektif. 5. Mendukung Pertumbuhan Pribadi dan Kematangan Emosional Salah satu langkah kunci dalam mengatasi Peter Pan Syndrome adalah penerimaan diri. Individu perlu menerima bahwa pertumbuhan pribadi dan kematangan emosional adalah proses alami yang dapat dijalani dengan dukungan yang tepat. Psikolog mengajarkan bahwa pertumbuhan dan perubahan adalah bagian alami dari kehidupan. Pemahaman bahwa menghadapi tantangan dan memasuki dunia dewasa dapat membawa kebahagiaan dan pemenuhan adalah langkah awal menuju pemulihan. Melalui pandangan psikologis, kita dapat lebih memahami kompleksitas individu dewasa yang menunjukkan sifat seperti anak-anak. Peter Pan Syndrome mencerminkan realitas kejiwaan yang dapat dipahami dan diatasi melalui pendekatan terapi yang komprehensif. Dengan dukungan yang tepat, seseorang dapat menavigasi tantangan, tumbuh, dan mengembangkan kematangan emosional yang diperlukan untuk menjalani kehidupan dewasa dengan sejahtera.***Psikologi Orang Dewasa yang Bersifat Seperti Anak-Anak, Membongkar Kembali Dunia Kejiwaan
Rabu 03-01-2024,07:10 WIB
Reporter : Muhammad Arief Noveriando
Editor : Jean Ferdinando
Kategori :
Terkait
Jumat 29-11-2024,21:25 WIB
IDI Lombok Barat: Dorong Masyarakat untuk Hidup Sehat dengan Edukasi dan Tips Praktis
Rabu 20-11-2024,20:32 WIB
Seorang Pemuda di Singkawang Diamankan Polisi, Diduga Jual Pacar di Bawah Umur Lewat Aplikasi Hijau
Kamis 14-11-2024,10:08 WIB
Lomba Mewarnai dari Kame Sushi di Dangau Hotel, Ajak Anak Asah Kreativitas dan Menangkan Hadiah Menarik!
Kamis 07-11-2024,22:56 WIB
Tips Jadi Anak Rantau yang Bekerja di Kota Besar
Senin 02-09-2024,11:10 WIB
Kajian Fiqih Wanita : Khairun Nisa Kupas Tuntas Problematika Menstruasi dari Sudut Pandang Kesehatan
Terpopuler
Selasa 06-05-2025,07:45 WIB
Apa itu Sistem ERP, Jenis, Fungsi dan Contoh untuk Perusahaan
Selasa 06-05-2025,19:17 WIB
Pekan Imunisasi Dunia 2025: Jelajah Jawa Tengah, Yayasan RMHC Jangkau 3000 Anak Untuk Lengkapi Imunisasi Dasar
Selasa 06-05-2025,11:31 WIB
SOCFIN Bermitra dengan KOLTIVA untuk Tingkatkan Kepatuhan EUDR dan Dorong Praktik Rantai Pasok Berkelanjutan
Selasa 06-05-2025,20:40 WIB
Prestige Indonesia bersama KOMETA Gelar “Gebyar Petani” di Tanggamus, Lampung
Selasa 06-05-2025,11:31 WIB
Pemkot Siap Bekali Pelatihan bagi Petugas Damkar, Edi Kamtono Apresiasi Kehadiran Damkar Swasta
Terkini
Selasa 06-05-2025,23:45 WIB
WSBP Catatkan Pendapatan Usaha WSBP di TW I 2025 Capai Rp394,71 Miliar
Selasa 06-05-2025,20:40 WIB
Prestige Indonesia bersama KOMETA Gelar “Gebyar Petani” di Tanggamus, Lampung
Selasa 06-05-2025,19:31 WIB
Pengalaman Berkesan Menikmati Keindahan Alam Indonesia Melalui Jendela Kereta Panoramic
Selasa 06-05-2025,19:17 WIB
Pekan Imunisasi Dunia 2025: Jelajah Jawa Tengah, Yayasan RMHC Jangkau 3000 Anak Untuk Lengkapi Imunisasi Dasar
Selasa 06-05-2025,18:38 WIB