Senjakala Jenama Sepatu BATA, Generasi Milenial & Gen Z Surut Minat Membeli
--
Dari sudut pandang yang berbeda, pengamat pemasaran dan bisnis, Yuswohady, mengatakan bahwa kurangnya terobosan dalam pemasaran dan pembangunan merek telah menyulitkan merek Bata untuk menarik perhatian generasi millennial dan Gen Z.
Perusahaan itu merambah ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Latin, dan bahkan Amerika Utara dalam usaha ekspansinya. Produk-produk Bata telah menyebar ke 50 negara dengan pusat produksi yang terletak di 26 negara.
Menurut informasi yang tersedia di situs resmi Bata, mereka telah memasarkan sepatu di Indonesia sejak tahun 1931, yaitu 14 tahun sebelum Indonesia merdeka. Pada saat itu, Bata berkolaborasi dengan Belanda-Indie sebagai pengimpor sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok.
Pada tahun 1937, Tomas Bata mendirikan sebuah fasilitas produksi sepatu di tengah perkebunan karet di Kalibata, daerah Jakarta Selatan. Pada tahun 1940, perusahaan Bata memulai produksi sepatu di Indonesia.
Perusahaan Sepatu Bata Tbk melakukan restrukturisasi organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Pada tanggal 24 Maret 1982, perusahaan ini resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada tahun 1994, pembangunan pabrik sepatu di Purwakarta selesai. Tidak ada yang menduga bahwa 30 tahun kemudian, manajemen Bata akan memutuskan untuk menutup pabrik itu.
Menurut pernyataan yang diberikan kepada BEI pada 2 Mei 2024 oleh Corporate Secretary Bata, Hatta Tutuko, alasan di balik penutupan pabrik di Purwakarta adalah karena perusahaan sudah tidak mampu untuk melanjutkan produksi di pabrik sepatu tersebut.
Menurut laporan keuangan yang diterbitkan pada akhir tahun 2023, Bata berhasil mencapai penjualan bersih sebesar Rp609,61 miliar selama tahun tersebut. Angka ini turun dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp643,45.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan alas kaki ini telah menghadapi penurunan dalam produksi dan mengalami kerugian.
Sumber: disway kalbar