15 Warga Meninggal Akibat Banjir di Sidrap, Para Ahli Sindir Mitigasi Resiko dari Pemda
Banjir melanda Sulsel, Jumat kemarin --
Setidaknya 15 orang telah meninggal dan ribuan lainnya dievakuasi karena banjir dan longsor yang terjadi di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan pada Jumat (03/05). Menurut ahli kebencanaan, pemerintah daerah maupun pusat dinilai belum melakukan upaya yang memadai dalam mengurangi risiko terjadinya bencana alam sehingga dapat mengurangi jumlah korban jiwa yang terjadi akibat bencana tersebut.
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 14 orang telah kehilangan nyawa di Kabupaten Luwu karena tertimbun longsor dan terseret banjir. Seorang individu lainnya telah meninggal dunia di daerah Kabupaten Sidenreng Rappang, yang juga dikenal sebagai Sidrap.
Sebanyak 38 penduduk Desa Kasibiang, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, menunjukkan rasa "khawatir" terhadap potensi banjir susulan yang mengancam mereka.
Menurut takdir, penduduk desa mulai mengambil tindakan pencegahan karena terdapat potensi terjadinya longsor di lereng gunung yang berdekatan dengan desa.
Sanak saudaranya yang tinggal di Desa Malela Suli telah mengungsi sejak pagi hingga senja karena takdir. Banyak orang pergi ke rumah anggota keluarga terdekat atau ke masjid terdekat.
Banyak orang telah dievakuasi. Takdir berkata bahwa kendaraan tidak dapat masuk karena jalan tersebut sangat lumpur dan sulit ditembus oleh motor trail.
BMKG telah mengumumkan status siaga bencana untuk wilayah Sulsel selama periode tiga hari.
Kekhawatiran akan nasib memang masuk akal mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah. Pemerintah Kota Makassar telah mengumumkan status siaga selama tiga hari ke depan untuk daerah yang terkena bencana.
Sumber: disway kalbar