Overworking, Fenomena Kerja Berlebihan, Kenapa Masih Jadi Pilihan?

Minggu 21-01-2024,09:36 WIB
Reporter : Tri Cantika Putri
Editor : Adhitya Pangestu Putra

Masalahnya juga terletak pada ekspektasi 'siap dihubungi' di luar jam kerja. Teknologi seluler meningkatkan tekanan pada pekerja, yang diharapkan selalu responsif terhadap pesan dan permintaan pekerjaan di luar jam kantor.

Kadar kortisol, hormon stres, meningkat lebih cepat pada orang yang harus siap bekerja kapan saja.

Mengatasi masalah ini bukanlah tugas yang mudah. Meskipun beberapa perusahaan telah membatasi jam kerja dan keterlibatan di luar jam kantor, banyak pekerja lepas masih merasa terjebak dalam siklus tanpa akhir.

Kekuatan tawar-menawar yang rendah dan tekanan ekonomi membuat sulit bagi mereka untuk menolak proyek atau menegosiasikan kondisi kerja yang lebih baik.

BACA JUGA:Posisi Duduk yang Tidak Baik, Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Tulang Anda

Dalam menghadapi dilema keseimbangan hidup dan kerja ini, penting bagi individu dan perusahaan untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan.

Memahami bahwa produktivitas bukan hanya tentang jumlah jam kerja tetapi juga tentang efisiensi dan kualitas pekerjaan dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih seimbang.

Bagi perusahaan, mendukung kebijakan keseimbangan hidup dan memberikan fleksibilitas kepada pekerja dapat meningkatkan produktivitas jangka panjang.

Sebaliknya, bagi individu, penting untuk menetapkan batas waktu kerja dan memberikan waktu untuk istirahat dan pemulihan.

BACA JUGA:Dampak Menyeluruh Penggunaan AC yang Berlebihan, Kesehatan Anda dalam Ancaman

Kisah Elon Musk yang mengakui bahwa pekerjaannya mengorbankan waktu bersama keluarga dan teman-teman menjadi contoh nyata bahwa kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian karier, tetapi juga keseimbangan hidup yang baik.

Dengan menyadari dampak jangka panjang dari kerja berlebihan, masyarakat dapat bersama-sama menciptakan budaya kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan.(*)

Kategori :