Klarifikasi Adpim Kalbar Terkait Akun Dibajak, Netizen: Alasan Gak Masuk Akal

--
PONTIANAKINFO.COM, PONTIANAK – Akun resmi Instagram milik Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Kalimantan Barat dilaporkan sempat mengalami gangguan keamanan pada Sabtu dini hari, 19 Juli 2025 sekitar pukul 00.36 WIB, akibat upaya peretasan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Dalam pernyataan resminya, Adpim menyebutkan bahwa insiden tersebut menyebabkan munculnya beberapa unggahan yang tidak mewakili instansi mereka. Namun, akun tersebut kini telah berhasil dipulihkan dan dikelola kembali oleh tim resmi Biro Adpim.
"Keamanan informasi publik adalah prioritas kami. Tentu kami sudah mengaktifkan keamanan berlapis berupa autentikasi dua faktor dan metode keamanan lainnya sejak akun ini dibuat. Namun, insiden peretasan ini terjadi di luar kuasa kami," tulis pernyataan tersebut.
BACA JUGA:Friska Rossa Klarifikasi: Akun Instagram @lauraveronican__ Digunakan untuk Menipu Setelah Diretas
Meski klarifikasi telah disampaikan, pernyataan tersebut menuai reaksi kritis dari warganet. Salah satu komentar dengan nada mempertanyakan datang dari akun @lie_adriana yang menuliskan pada kolom komentar di postingan akun adpim:
"Alasan si admin agak tak masuk akal. Security 2FA dibuat utk memagari dari hal beginian. Jika bisa jebol juga, harus ditelusuri kelakuan si admin. Ada kemungkinan dijebol lewat link phishing, si admin sembarang klik link. Mending usut dulu si admin, suruh jujur," tulisnya.
Komentar tersebut mendapat dukungan dari pengguna lain yang menyayangkan lemahnya pengelolaan akun resmi milik pemerintah.
BACA JUGA:Akun Instagram Resmi Adpim Kalbar Diduga Dibajak, Unggah Konten Tak Pantas
Akun Instagram @mediaorangkayong juga menambahkan kritik, menyebut bahwa akun resmi pemerintah bukan sekadar akun media sosial biasa, melainkan simbol kepercayaan publik yang harus dijaga dengan serius.
Pihak Adpim menutup pernyataannya dengan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan serta berkomitmen untuk meningkatkan sistem keamanan digital agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Sumber: