Backlink
Rentcar MaC

IELC 2025 Kukuhkan Experiential Tourism sebagai Arah Baru Wisata yang Berdampak pada Peningkatan Kapasitas SDM

IELC 2025 Kukuhkan Experiential Tourism sebagai Arah Baru Wisata yang Berdampak pada Peningkatan Kapasitas SDM

--

Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) resmi menggelar Indonesia Experiential Learning Conference (IELC) 2025 di Gedung Caping Gunung, TMII – Jakarta. Mengusung tema “From Destination to Transformation”, konferensi ini menjadi edisi perdana dari forum tahunan yang dirancang sebagai platform strategis untuk membangun ekosistem Experiential Learning (EL) di Indonesia.

Acara ini sekaligus mengukuhkan Experiential Tourism sebagai pendekatan baru dalam pengembangan pariwisata yang tidak hanya berorientasi pada destinasi, tetapi juga berdampak nyata terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.

Sambutan Ketua Umum AELI

Konferensi dibuka oleh Ketua Umum AELI periode 2025–2029, Gigih Gesang, biasa dipanggil MasGih, yang dalam sambutannya menegaskan arah baru AELI sebagai ekosistem pembelajaran berbasis pengalaman yang kolaboratif, profesional, dan berdampak nasional. Ia menyampaikan bahwa konferensi ini adalah titik mula dari langkah besar membumikan Experiential Learning dalam ruang-ruang wisata, pendidikan, dan pembangunan karakter bangsa.

Dalam pidatonya, MasGih juga membacakan pesan khusus dari tokoh dunia experiential learning, Prof. Simon Priest, yang memperkenalkan konsep Experiential Tourism & Travel (ET&T) sebagai integrasi antara tantangan, alam, dan warisan budaya — yang difasilitasi secara sadar untuk membentuk manusia seutuhnya.

“Experiential Tourism & Travel, sebagai praktik turunan dari metode Experiential Learning, memiliki dampak luar biasa — bukan hanya pada kesan wisata, tapi pada peningkatan 9 aspek well-being manusia. Dan saya percaya, anggota AELI di seluruh Indonesia punya kapasitas untuk merancang pengalaman seperti itu. Bukan sekadar mendatangi destinasi wisata, tapi menciptakan pengalaman yang dapat mentransformasi diri,” ujar MasGih.

Pesan ini tidak hanya menjadi inspirasi, tapi juga menjadi pijakan strategis bagi AELI untuk mendorong transformasi sistemik — yang kemudian disambut secara resmi oleh pemerintah melalui keynote Kementerian Pariwisata RI.

Penguatan arah transformasi ini semakin teguh ketika Dr. Masruroh, S.Sos., MAB, Staf Ahli Menteri Pariwisata RI bidang Transformasi Digital dan Inovasi, hadir mewakili Wakil Menteri Pariwisata RI. Dalam keynote-nya, beliau menegaskan bahwa Quality Tourism adalah masa depan pariwisata Indonesia — pariwisata yang tidak sekadar ramai dikunjungi, tetapi juga berkualitas dalam dampak dan berkelanjutan secara nilai.

Setelah menyimak pesan Prof. Simon Priest yang dibacakan Ketua Umum AELI, beliau menyampaikan bahwa Experiential Tourism menjadi kunci penting dalam mewujudkan Quality Tourism, karena mampu menghadirkan pengalaman yang memperkaya makna perjalanan dan memperkuat dampaknya terhadap pembangunan karakter, wawasan, dan kapasitas manusia Indonesia.

“Inilah arah baru pariwisata Indonesia — dari sekadar berkunjung menjadi belajar, dari sekadar melihat menjadi mengalami,” ujarnya dalam pidatonya.

Melalui pendekatan ini, Kementerian Pariwisata memberi sinyal kuat bahwa pengembangan sektor wisata ke depan perlu semakin terintegrasi dengan strategi penguatan SDM bangsa — dan AELI dipandang sebagai mitra strategis dalam agenda besar ini.

Panel Strategis: Menyatukan Kebijakan, Ilmu, dan Praktik Transformasi

Narasi besar yang digaungkan dalam sambutan dan keynote diperkuat lebih dalam dalam sesi Keynote Panel Discussion bertema “Capacity Building through Destination-Based Learning.” Sesi ini menghadirkan pandangan strategis dari tokoh-tokoh pemerintah, akademisi, dan pelaku lapangan, yang membahas bagaimana destinasi wisata dapat menjadi ruang belajar yang membentuk kapasitas manusia — jika dirancang secara sadar dengan pendekatan experiential.

Dipandu oleh Heriyanto sebagai moderator, panel ini mempertemukan lintas perspektif:

Ir. Rizki Handayani Mustafa, MBTM (Deputi Industri dan Investasi, Kemenparekraf RI) mengungkapkan bahwa Kementerian saat ini tengah menyusun panduan nasional untuk Edutourism dan Study Tour, dan menilai Experiential Tourism sebagai kerangka penting dalam implementasinya — agar perjalanan edukatif benar-benar membentuk peserta.

Brigjen Pol. Langgeng Purnomo, S.I.K., M.H. (Karobinkar SSDM Polri) menunjukkan bagaimana pendekatan berbasis tantangan dan petualangan dapat diterapkan dalam membangun karakter dan jati diri bangsa, terutama bagi para ASN dan aparatur negara.

Sumber: vritimes.com