PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bengkayang, Manto, membuka Workshop dan Pemaparan Pemanfaatan Lahan Kering untuk Ekonomi Kerakyatan yang diselenggarakan dalam rangka mendukung Program Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kabupaten Bengkayang. Acara yang berlangsung di Aula Rangkaya, Kantor Bupati Bengkayang, pada Kamis, 24 Oktober 2024, dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Direktur PT PLN Energi Primer Indonesia, Manajer UBP Kalimantan Barat 3 Bengkayang, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta Camat se-Kabupaten Bengkayang. Turut hadir juga Direktur PT MBM Perseroda dan Direktur Perumda BSM.
Dalam pembukaan acara Manto menekankan pentingnya pemanfaatan lahan kering sebagai solusi untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan dan mendukung pengembangan energi baru terbarukan di Kabupaten Bengkayang. "Potensi energi terbarukan yang ramah lingkungan perlu kita maksimalkan, terutama dalam upaya mengurangi ketergantungan pada batu bara, yang saat ini menjadi bahan bakar utama PLTU di wilayah kita,"ujar Manto. BACA JUGA:Mahasiswi Asal Bengkayang Reni Maharani Terpilih Jadi Duta Kampus Anti Narkoba 2024 Potensi Energi Baru Terbarukan Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan energi yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui secara berkelanjutan, seperti matahari, angin, panas bumi, dan biomassa. Energi ini menjadi solusi alternatif di tengah menipisnya cadangan energi fosil, seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Di Kalimantan Barat sendiri, PLTU berbasis batu bara tersebar di beberapa kabupaten, termasuk Sintang, Sanggau, Ketapang, Mempawah, dan Bengkayang. Kabupaten Bengkayang memiliki dua PLTU Batu Bara, yakni PLTU Kalbar 1 dengan kapasitas 2x100 MW dan PLTU Kalbar 3 dengan kapasitas 2x50 MW. Kedua PLTU tersebut terletak di Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan. Dengan konsumsi batu bara lebih dari 2 juta ton per tahun, emisi yang dihasilkan dari penggunaan batu bara ini sangat besar, sehingga penting untuk mencari solusi energi yang lebih ramah lingkungan. Cofiring Biomassa sebagai Alternatif Salah satu solusi yang sedang dikembangkan adalah penggunaan cofiring biomassa, yakni proses mencampur batu bara dengan biomassa sebagai bahan bakar alternatif. Hal ini diharapkan dapat mengurangi emisi dan menjaga kelestarian lingkungan. Bengkayang memiliki sumber biomassa yang melimpah, seperti limbah pertanian dan hutan, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung penggunaan biomassa di PLTU. “Dengan melimpahnya sumber daya biomassa di Kabupaten Bengkayang, ini adalah peluang besar untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Selain itu, penggunaan biomassa bisa membuka lapangan kerja, menghidupkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta menyokong pertumbuhan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),” jelas Manto. Selain mendukung sektor energi, pemanfaatan lahan kering dan biomassa juga berperan dalam mengurangi pembakaran lahan, yang sering terjadi saat musim kemarau. Hal ini turut mendukung upaya menjaga lingkungan dan keberlanjutan pertanian. BACA JUGA:Resmi Dilantik, 30 Anggota DPRD Bengkayang Siap Emban Amanah Masyarakat Kolaborasi Ekonomi Kerakyatan dan Energi Terbarukan Pengembangan bisnis biomassa menjadi salah satu alternatif potensi ekonomi baru di Kabupaten Bengkayang. Dalam hal ini, kolaborasi antara petani, pelaku usaha (BUMD), dan PLTU menjadi kunci untuk menciptakan rantai pasok yang saling menguntungkan. Drs. H. Manto juga mengajak para pelaku usaha di Bengkayang untuk memanfaatkan peluang ini dengan cermat. “Tersedianya pasar biomassa, terutama untuk PLTU, harus dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelaku usaha lokal. Dengan adanya rantai pasok yang terstruktur, kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui energi terbarukan,” ungkapnya. Workshop ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam mendukung program EBT di Kabupaten Bengkayang. Selain memanfaatkan potensi energi terbarukan, inisiatif ini juga diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah tersebut.Dari Batu Bara ke Biomassa, Transformasi Energi di Kabupaten Bengkayang
Jumat 25-10-2024,09:56 WIB
Reporter : Haamorfati
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd
Tags : #workshop
#pltu
#pemerintah daerah
#pembangunan berkelanjutan
#pemanfaatan sumber daya alam
#lahan kering
#kabupaten bengkayang
#energi terbarukan
#ekonomi kerakyatan
#biomassa
Kategori :
Terkait
Kamis 02-10-2025,13:12 WIB
Wali Kota Pontianak Paparkan Arah Pembangunan Hijau 2025–2029
Kamis 11-09-2025,08:59 WIB
Inovasi DLH Pontianak: Sampah Plastik Kresek Disulap Jadi Minyak Bakar
Senin 21-07-2025,14:34 WIB
Presiden RI Prabowo Resmikan 80 Ribu Kopdes Merah Putih, Pontianak Siapkan 29 Unit
Senin 30-06-2025,12:06 WIB
Dukung Agenda Strategis Nasional, Telkom Kawal Acara Panen Raya di Sanggau Ledo
Selasa 03-06-2025,12:10 WIB
Pontianak Siap Operasikan Koperasi Merah Putih di 29 Kelurahan
Terpopuler
Sabtu 01-11-2025,21:08 WIB
Membanggakan! Miss Teenager Kalbar 2025 Nur Syakirah Raih Mahkota Miss Teenager Indonesia 2025
Minggu 02-11-2025,11:30 WIB
Diprotes Warga soal Bising, Eluna Cafe Pontianak Minta Maaf dan Tegaskan Bukan Tempat Diskotek
Sabtu 01-11-2025,20:35 WIB
Panduan Klaim Asuransi Pengiriman Luar Negeri yang Nggak Bikin Pusing
Minggu 02-11-2025,09:21 WIB
BMKG Rilis Potensi Hujan Harian di Kalimantan Barat 2–8 November 2025
Minggu 02-11-2025,14:32 WIB
Dunia Lagi Ramai! Apa Dampaknya ke Pengiriman Luar Negeri dari Indonesia?
Terkini
Minggu 02-11-2025,19:22 WIB
Green Skilling #28 Bahas Peluang Startup dan Korporasi di Circular Economy dan Pasar Karbon 2026
Minggu 02-11-2025,18:47 WIB
Bank Raya Terus Perkuat Customer Experience dan Employee Experience
Minggu 02-11-2025,15:25 WIB
PT Pelindo Solusi Logistik Tegaskan Komitmen ESG untuk Keberlanjutan
Minggu 02-11-2025,14:32 WIB
Dunia Lagi Ramai! Apa Dampaknya ke Pengiriman Luar Negeri dari Indonesia?
Minggu 02-11-2025,14:00 WIB