PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan menyelenggarakan Ruang Dialog di Rumangsa Kopi pada Kamis, (13/06/24).
Dengan tema-tema yang sedang naik daun yakni Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran, RUU TNI, RUU POLRI, RUU MK, BEM SI sukses menyelenggarakan ruang dialog untuk mengekspresikan keresahan anak-anak muda terhadap masa depan demokrasi.
Menghadiri tiga pemateri ternama di kalangan anak muda yakni, Melki Sedek Huang (Ketua BEM Universitas Indonesia 2023 Sekaligus Koordinator Nasional Isu Demokrasi dan Kebebasan Sipil BEM Seluruh Indonesia 2023), Muhammad Rizal Amrullah (Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Pontianak 2023 Sekaligus Koordinator Nasional Isu Masyarakat Adat BEM Seluruh Indonesia 20248) serta Agim Nastiar (Ketua BEM Politeknik Negeri Pontianak 2024 Sekaligus Koordinator Wilaya Kalimantan Barat BEM Selurub Indonesia 2024) dengan dahsyat memantik api semangat anak muda untuk tidak apatis dengan kekacauan negeri ini.
Rizal mengungkapkan faktor diadakannya dialog terbuka ini untuk menyadarkan anak-anak muda untuk menyuarakan hak-hak mereka yang tertindas.
“Menyikapi beberapa polemik RUU yang memang terindikasi merusak demokrasi mulai dari RUU Penyiaran, RUU TNI, RUU Polri, RUU MK, ini adalah bentuk penindasan baru terhadap rakyat menggunakan sistem autokrasi legalism bagaimana penguasa melenggangkan kekuasannya dan menormalisasi hal yang tabu. maka dari itu hari ini kami dari BEM KM UM Pontianak bersama BEM SI Kalimantan Barat kembali memantik api semangat rekan-rekan mahasiswa Se-Kalimantan Barat dalam melalui Ruang Dialog yang kami laksanakan hari ini di Rumangsa Kopi Pontianak, kami mencoba menggairahkan kembali semangat juang mahasiswa kalbar dalam menyuarakan hak-hak rakyat dan kami mengeklaim mahasiswa sebagai kaum komunal yang siap menghantam segala bentuk Pengkhianatan terhadap rakyat, bangsa, dan negara,” Ungkap Rizal.
Melki membuka premis pertamanya dalam berdialog dengan ujaran semangat memperjuangkan demokrasi.
“Demokrasi menjadi alat satu-satunya bagi anak-anak muda Indonesia untuk memeperjuangkan nasibnya, mari kita Bersama bersepakat bahwa politik itu bukan barang elit kawan-kawan, politik itu barang publik punya kita semua. Semuanya bisa menjadi barang politik jika kita memperjuangkan demokrasi,” Ujar Melki .
Asbianto, selaku salah satu peserta ruang dialog juga menyampaikan komentarnya terkait kepekaan mahasiswa terhadap isu-isu politik.
“Untuk acara ini saya sangat senang diadakan dikalangan mahasiswa apalagi yang kewarasannya terjaga seperti kawan-kawan yang hadir saat ini, itu membuktikan bahwa mahasiswa masih aktif dalam kepekaan isu yang merugikan masyarakat atau khalayak ramai, secara spesifik acara ini merujuk ketidak terimaan dari kalangan mahasiswa terhadap beberapa poin RUU yang akan disahkan oleh DRI-RI,” Ungkap Asbi.
Agim juga turut memberikan pandangan terhadap antusiasme peserta dalam dialog tersebut.
“Pada prinsipnya kita di Kalbar memang kekurangan forum yang demikian yang memang menyatu dengan gaya anak muda yang pada hari ini doyan hangout di coffeeshop, lalu kita buatlah ruang baru yang bervariasi seperti ruang dialog di ruang publik dan terbuka tadi, agar bisa memantik partisipasi kawan kawan, lalu menurut saya ide memberdayakan kehadiran melki juga salah satu pemantik teman teman untuk antusias karna tahu track record beliau dan barangkali ruang seperti ini yang juga ditunggu teman-teman yang peduli dengan negara tapi sambil ngopi dan nyantai,” Tutup Agim.