Jejak Kolonial di Pontianak: Warisan Sejarah yang Masih Terjaga di Tepi Sungai Kapuas

Rabu 22-10-2025,13:36 WIB
Reporter : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO.COM, PONTIANAK - Kota Pontianak yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, tidak hanya dikenal dengan kulinernya yang khas dan budaya masyarakatnya yang majemuk, tetapi juga menyimpan jejak sejarah kolonial yang kuat. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh hingga kini menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota di tepi Sungai Kapuas ini.

Salah satu ikon peninggalan kolonial yang masih lestari adalah Istana Kadriah, yang dibangun pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie. Meskipun istana ini merupakan pusat Kesultanan Pontianak, pengaruh arsitektur kolonial terlihat jelas pada desain bangunan dan tata letaknya. Selain itu, Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman, yang berdiri tidak jauh dari istana, juga menunjukkan perpaduan gaya arsitektur Melayu dan Eropa, menandakan akulturasi budaya yang terjadi sejak masa kolonial.

BACA JUGA:Mengenal Kelezatan Kuliner Kue Khas Pontianak Melegenda dan Wajib Dicoba

Tak hanya di kawasan istana, kawasan Kota Tua Pontianak di Jalan Tanjungpura dan sekitarnya juga menyimpan banyak bangunan tua bergaya Belanda. Beberapa di antaranya kini telah difungsikan sebagai toko, perkantoran, dan rumah tinggal, tetapi bentuk arsitektur kolonialnya masih tampak jelas dengan jendela besar, pintu tinggi, serta dinding tebal yang menjadi ciri khas bangunan Belanda.

Selain bangunan fisik, jejak kolonial juga terekam dalam struktur tata kota Pontianak. Letaknya yang strategis di pertemuan tiga sungai besar—Kapuas, Landak, dan Kapuas Kecil—menjadi alasan utama Belanda menjadikan Pontianak sebagai salah satu pusat perdagangan penting di Kalimantan pada masa itu. Dari sinilah aktivitas ekonomi dan budaya mulai berkembang pesat, menjadikan Pontianak sebagai kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai daerah.

BACA JUGA:Masjid Jami’ Pontianak: Jejak Sejarah dan Warisan Spiritual Kota Khatulistiwa

Hingga sekarang, pemerintah daerah bersama komunitas sejarah dan pelestarian budaya mulai melakukan upaya revitalisasi kawasan bersejarah di Pontianak. Tujuannya adalah menjaga nilai historis sekaligus mengembangkan potensi wisata sejarah.

Dengan keberadaan berbagai situs bersejarah tersebut, Pontianak sendiri tidak hanya menjadi kota modern yang terus berkembang, namun juga kota yang sarat makna sejarah. Jejak kolonial yang masih terpelihara menjadi pengingat bahwa setiap bangunan dan sudut kota memiliki cerita panjang tentang perjuangan, adaptasi, dan keberagaman masyarakatnya.

Kategori :